Kesayangan Pasar, Rupiah Siap Taklukan Dolar Lagi?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 May 2020 11:43
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Kinerja Apik rupiah sejak bulan April membuatnya menembus ke bawah level psikologis Rp 15.000/US$ bahkan cukup jauh. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam beberapa kesempatan selalu menekankan rupiah akan di kisaran Rp 15.000/US$ di akhir tahun ini. Padahal posisi rupiah sudah mendekati Rp 14.800/US$.

Pernyataan Perry tersebut tentunya memberikan dampak psikologis di pasar "rupiah tidak akan menguat lebih jauh", sehingga perlu tenaga ekstra atau momentum yang besar agar rupiah mampu menguat tajam lagi.

Apalagi di tengah ketidakpastian perekonomian akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) yang tengah melanda dunia. 

Kabar bagus datang dari dalam negeri, pemerintah pada pekan lalu mengumumkan akan mengizinkan warga yang berumur di bawah umur 45 tahun untuk kembali bekerja. 



Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bahkan sudah menghimbau BUMN untuk mulai bekerja pada 25 Mei 2020 mendatang, bagi karyawan yang berusia di bawah 45 tahun. Sedangkan usia di atas 45 tahun diperkenankan untuk tetap bekerja di rumah.

Berdasarkan Surat Menteri BUMN Nomor S-336/MBU/05/2020 tertanggal 15 Mei 2020, kebijakan ini dijalankan dengan tetap menerapkan protokol perlindungan karyawan dan pelanggan serta rantai lainnya. 

Mulai bergeraknya roda perekonomian tentunya menjadi kabar bagus, meski tetap harus waspada agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19. 

Roda perekonomian secara global juga perlahan mulai berputar setelah negara-negara Barat mulai melonggarkan lockdown. 

Tetapi ketegangan antara AS-China masih menjadi sentimen negatif yang bisa memperburuk sentimen pelaku pasar, yang pada akhirnya akan memebani rupiah. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular