Internasional

Negara-negara Ini Bakal Cepat Pulih Kala COVID-19 Berakhir

Redaksi, CNBC Indonesia
17 May 2020 05:25
The corporate logo of financial firm Morgan Stanley is pictured on the company's world headquarters in the Manhattan borough of New York City, January 20, 2015. REUTERS/Mike Segar
Foto: Morgan Stanley (REUTERS/Mike Segar)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi negara-negara ini diprediksi bakal sembuh dengan cepat jika pandemi COVID-19 berakhir. Hal ini setidaknya diutarakan Morgan Stanley (MS) dalam riset terbarunya mengenai ekonomi Asia.

Dalam laporan berjudul "Which Economy Emerges First on the Path to Recovery?" bank investasi itu memaparkan laporannya. Setidaknya ada 4 grup negara Asia yang PDB-nya dipercaya akan melesat setelah pandemi usai, di luar Jepang (Axl).

Grup pertama adalah China. Negara ini menjadi tempat di mana kasus COVID-19 pertama kali ditemukan ini memiliki perekonomian yang berorientasi pada permintaan domestik.



"Pelonggaran kebijakan yang sedang berlangsung diperkirakan akan membawa kembali ekonomi ke level perekonomian pra-COVID-19 paling awal di AxJ pada kuartal-III 2020," tulis riset itu.

Grup kedua adalah, Filipina, Indonesia dan India. Grup ini diperkirakan akan terkena dampak resesi global yang lebih rendah, berkat pertumbuhan struktural yang tinggi.

Deretan negara ini dinilai dapat kembali ke level pra-COVID-19 setelah China. Namun, menurut asumsi Morgan Stanley, masih ada risikp bagi negara-negara ini bahwa COVID-19 tidak memuncak pada kuartal-II 2020.

"Jika demikian, Group 2 akan berada di belakang Grup 3 pada waktu pemulihan," tegas lembaga itu.

Grup ketiga adalah Korea Selatan dan Taiwan. Keduanya memiliki ekonomi yang berorientasi ekspor sedang dan akan terkena dampak resesi global.

Namun, respon institusional penanganan COVID-19 dalam negeri sangat efektif. Morgan Stanley bahkan menyebut beberapa indikator permintaan domestik sudah mulai membaik.

Grup keempat adalah Thailand, Malaysia, Hong Kong dan Singapura. Beberapa negara dalam grup ini memiliki orientasi pada ekspor tergolong paling besar di AxJ.

Beberapa negara juga menerapkan lockdown, yang mengarah ke double hit pada ekspor dan permintaan domestik. Grup ini berpotentsi akan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih, mungkin pada 1Q21.

"Risiko pertumbuhan cenderung menurun," tulis riset tersebut.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Ini Bahaya Corona Bagi Dunia Versi Morgan Stanley

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular