
Bursa Asia Menguat, IHSG Sesi II Berpeluang Rebound

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari Jumat (15/5/2020) terkoreksi 19,6 poin atau 0,43% menjadi 4.494,24 di tengah meningkatnya kekhawatiran ketegangan geopolitik antara AS-China, serta data neraca dagang domestik yang buruk.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi tercatat Rp 3,53 triliun, sedangkan investor asing melakukan jual bersih (net sell) sebesar Rp 504,24 miliar di semua pasar.
Sementara volume transaksi tercatat 3,12 miliar lembar saham dengan frekuensi sebanyak 325.999 kali transaksi.
Saham-saham yang turun di antaranya saham PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) (-7,00%), PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) (-6,90%), PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) (-6,83%), sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) (-4,24%) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) (-4,05%).
Koreksi IHSG terjadi setelah rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa impor dan ekspor di Indonesia pada bulan April lalu tumbuh lebih lambat dari ekspektasi sehingga mengakibatkan defisit neraca perdagangan.
Pertumbuhan impor terkontraksi 18,58% dibandingkan dengan periode sebelumnya (YoY) angka ini lebih buruk dari ekspektasi pasar yaitu kontraksi 12,73%. Sedangkan ekspor kontraksi 7,02% secara YoY, angka ini juga lebih buruk dari ekspektasi pasar yaitu kontraksi 2,70%.
Sementara neraca perdagangan Indonesia pada April 2020 membukukan defisit sebesar US$ 350 juta, defisit ini lebih buruk dari angka perkiraan untuk defisit yang hanya sebesar US$ 200 juta.
Sementara dari bursa saham Asia lainnya pada perdagangan Jumat ini justru terpantau menguat karena rilis data yang menunjukkan produksi industri China tumbuh kembali lebih dari yang diharapkan pada bulan April.
Menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional Negeri Tirai Bambu tersebut menunjukkan bahwa produksi industri China bulan April naik 3,9% secara tahunan (year on year/YoY). Itu menandai ekspansi pertama untuk tahun ini.
Pasar saham China Daratan menguat, dengan komposit Shanghai naik 0,18% sementara komposit Shenzhen menguat 0,56%. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,4%. Di Jepang, Nikkei 225 naik 0,2% sementara indeks Topix naik 0,29%.
Pada perdagangan sesi II diperkirakan IHSG bisa mengikuti performa bursa Asia lainnya, sementara dari teknikal yang sudah oversold (jenuh jual) bisa turut menopang rebound alias balik arah.
Simak analisis teknikal di bawah ini.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support), terus menembus (break) level support, namun penurunan terpangkas yang tercermin dari penyempitan garis BB mengindikasikan pergerakan untuk lebih tenang bahkan cenderung rebound.
Penurunan lebih lanjut perlu melewati level support yang berada di 4.455 dan berlanjut ke area 4.420. Sementara untuk merubah bias menjadi bullish perlu melewati resistance yang berada di area 4.540 hingga area 4.580.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) dengan garis MA yang masih berada di wilayah negatif, probabilitas turun lebih lanjut lebih memungkinkan.
Indikator Stochastic yang memberikan sinyal pergerakan arah tren dengan menggunakan area titik jenuh jual (oversold) di bawah area 20 dan jenuh beli (overbought) di atas area 80, masih menunjukkan oversold, artinya ada kecenderungan untuk rebound.
Secara keseluruhan, dari fundamental dengan kenaikan bursa saham Asia lainnya dikombinasikan teknikal dengan indikator Stochastic yang oversold, maka pergerakan IHSG mencoba untuk rebound.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
