
Tak Berani Lawan Pasar, Emiten Ramai Tunda Buyback Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan hingga 13 Mei 2020 realisasi pembelian kembali (buyback) saham yang dilakukan oleh emiten hanya mencapai 5,4% atau sekitar Rp 1,05 triliun dari komitmen awal Rp 19,4 triliun yang diajukan di tengah kejatuhan pasar akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan potensi buyback ini masih masih cukup besar dilakukan emiten, pasalnya jumlah dana yang belum direalisasikan mencapai 94,6% dari komitmen.
"Sejauh ini, sebesar 5,4% dari nilai rencana buyback kondisi lain telah dieksekusi oleh perusahaan tercatat. Jadi masih tersisa dana yang siap untuk digunakan pada window period buyback kondisi lain ini sebesar 94,6%," kata Yetna, Kamis (14/5/2020).
Dia menyebutkan, rencana buyback ini diajukan oleh 12 emiten BUMN dan entitas anak BUMN serta 55 emiten swasta dengan nilai Rp 19,4 triliun. Hal ini dilakukan dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan OJK untuk mengurangi dampak pasar yang berfluktuasi signifikan.
POJK yang dimaksud yakni POJK Nomor 2/POJK.04/2013 Tentang Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan.
"Bursa dan otoritas pasar modal [OJK] masih menunggu dan yakin bahwa akan semakin banyak perusahaan tercatat yang berkomitmen untuk melakukan buyback pada kondisi lain," lanjutnya.
OJK sebelumnya sudah memberikan relaksasi kepada emiten melakukan buyback saham tanpa melalui proses Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) melalui Surat Edaran dari OJK Nomor 3/SEOJK.04/2020.
Secara definisi, buyback saham adalah aksi pembelian saham sebuah perusahaan terbuka yang sudah dimiliki publik oleh perusahaan itu sendiri. Pembelian kembali tersebut dibolehkan dengan dasar bahwa perusahaan sudah melihat harga sahamnya sudah terkoreksi dalam sehingga di bawah level wajarnya dan di bawah nilai fundamentalnya.
Sebagai perbandingan, per 23 April lalu, BEI juga menyatakan realisasi buyback saham juga ternyata baru mencapai 4,5% atau Rp 876,09 miliar dari target rencana buyback saham sebesar Rp 19,31 triliun yang akan dilakukan oleh 65 emiten.
![]() |
Secara tahun berjalan hingga penutupan perdagangan Kamis sore (14/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah turun 28,35% dengan catatan jual bersih asing mencapai Rp 26,85 triliun di pasar reguler, dan pasar nego dan tunai masih terjadi beli bersih asing Rp 3 triliun.
Hingga saat ini, mengacu data keterbukaan informasi masing-masing emiten, tercatat dua emiten menganggarkan dana buyback terbesar dari sekian banyak emiten yang siap membeli sahamnya kembali di pasar.
Keduanya adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) masing-masing Rp 3 triliun. Di bawahnya ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 2 triliun dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 1,8 triliun.
(tas/tas) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500