
Wah Ada Sinyal Sesi II IHSG Bisa Rebound, Apa Benar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari Kamis (14/5/2020) terkoreksi 16,28 poin atau 0,36% menjadi 4.538,08 di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari pandemi virus corona setelah pernyataan Jerome Powell memperingatkan resesi berkepanjangan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi tercatat Rp 3,18 triliun, sedangkan investor asing kembali jual bersih (net sell) sebesar Rp 410,39 miliar di semua pasar. Sementara volume transaksi tercatat 3,82 miliar lembar saham dengan frekuensi sebanyak 342.322 kali transaksi.
Saham-saham yang turun di antaranya saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) (-6,67%), PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS) (-5,00%), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) (-3,21%), sedangkan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) (-3,13%) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) (-2,92%).
Koreksi IHSG juga serupa dengan pasar saham Asia lainnya yang berada di teritori negatif di tengah kekhawatiran resesi ekonomi akibat pandemi COVID-19 setelah komentar Powell.
Berdasarkan catatan perdagangan pukul 12:20 WIB, indeks acuan S&P/ASX 200 Australia turun 1,32% menjadi 5.350, sedangkan indeks Shanghai ambles 0,64% pada 2.879. Sementara indeks Nikkei 225 anjlok 1,46% menjadi 19.970, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,26% pada 23.874.
Gubernur bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve AS /The Fed) Jerome Powell memperingatkan krisis virus corona menimbulkan kekhawatiran jangka panjang yang dapat mengakibatkan periode pertumbuhan produktivitas yang rendah dan pendapatan yang stagnan.
Pernyataan Powell mencerminkan komentar baru-baru ini dari para ekonom lain, yang telah memperkirakan ekonomi tidak akan mengalami pemulihan berbentuk V yang tampaknya diharapkan oleh beberapa investor.
Pada perdagangan sesi II diperkirakan IHSG masih mendapat tekanan fundamental. Kendati demikian IHSG mencoba bangkit atau rebound secara teknikal.
Simak analisis teknikal di bawah ini.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support), berada di antara area pivot dan support, dengan garis BB yang semakin melebar kecenderungan turun lebih tinggi jika dibandingkan untuk bergerak naik.
Level support selanjutnya berada di 4.505 dan berlanjut ke area 4.480. Sementara untuk merubah bias menjadi bullish perlu melewati resistance yang berada di area 4.560 hingga area 4.580.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) dengan garis MA yang mencoba berpotongan di bawah titik netral, ada indikasi bergerak rebound.
Indikator Stochastic yang memberikan sinyal pergerakan arah tren dengan menggunakan area titik jenuh jual (oversold) di bawah area 20 dan jenuh beli (overbought) di atas area 80, menunjukkan oversold, artinya pergerakan mencoba untuk rebound.
Secara keseluruhan, dari fundamental dengan turunnya bursa saham Asia lainnya dikombinasikan teknikal dengan menggunakan MACD yang mencoba berpotongan di bawah titik netral serta indikator Stochastic yang oversold, maka pergerakan IHSG selanjutnya masih ada tekanan jual, namun mencoba untuk rebound.
Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500