
Raih Laba Rp 8,16 T di Kuartal I-2020, Begini Kinerja BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengantongi laba bersih konsolidasi sepanjang kuartal pertama tahun ini yakni senilai Rp 8,162 triliun. Tak jauh berbeda dibandingkan dengan laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 8,164 triliun.
Memang terjadi penurunan pertumbuhan yang biasanya berkisar 9% per tahun , tetapi hal ini dapat dimaklumi dikarenakan kondisi perekonomian yang sedang diserang pandemi.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, nilai laba per saham pada periode ini juga mengalami penurunan tipis menjadi Rp 66,58 dari akhir Maret 2019 yang sebesar Rp 66,79.
Sementara itu, pendapatan bunga konsolidasi perusahaan dalam rupiah sepanjang Januari-Maret mencapai 30,09 triliun, naik dari Rp 28,23 triliun.
Total dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun Bank dengan asset terbesar di Indonesia ini pada Q1 2020 ini adalah Rp 1.029 triliun, naik sebesar 9,93% yoy.
Angka ini juga masih diatas pertumbuhan DPK industri perbankan nasional pada bulan Maret 2020 sebesar 9,54%
Dana murah (Current Account Savings Account/CASA) pada periode ini adalah 55,90%. Diketahui semakin tinggi presentasi dana murah ini berarti maka semakin tinggi pula kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut.
Sedangkan total kredit yang diberikan berhasil naik 10,05% dari periode sebelumnya Rp 845 triliun menjadi Rp 930 triliun di periode ini. Kenaikan ini lebih tinggi daripada rata-rata perbankan yang hanya berkisar 7,9%.
Dari jumlah itu, kredit mikro tumbuh 12,72% menjadi Rp 320,24 triliun dari sebelumnya Rp 284,11 triliun dan kredit ritel dan menengah juga naik 12,25% menjadi Rp 265,85 triliun dari sebelumnya Rp 236,84 triliun.
Pinjaman ke UMKM sebagai sektor usaha utama BRI sendiri naik dari 11,39% menjadi Rp 728,83 triliun dari sebelumnya Rp 654,31 triliun, sisanya disumbang kredit konsumer yang naik 7,04% dan kredit korporasi naik 5,84%.
Dari segi total asset Bank BRI mengalami penurunan 4,09% dari Q1 2019 sebesar Rp 1.416 Triliun menjadi Rp 1.358 triliun pada Q1 2020, hal ini disebabkan terjadinya penurunan jumlah giro di Bank Indonesia dari Rp 171 triliun di periode sebelumnya menjadi Rp 102 triliun di periode ini serta naiknya penurunan nilai (impairment) terhadap pinjaman yang diberikan dan surat berharga yang dimiliki.
Rasio perbankan lain yang patut diperhatikan adalah Non-Performing Loan (NPL) yang merupakan rasio kredit bermasalah yang merupakan salah satu kunci untuk menilai kualitas kinerja bank yaitu gross NPL sebesar 2,81% dengan NPL Coverage sebesar 207,36% sedikit naik dari periode sebelumnya yaitu 2,33%.
Sedangkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) turun menjadi 18,23% dari periode sebelumnya 21,68%. Sementara Loan-to-Deposit Ratio (LDR) berada pada level 90,39%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp) Next Article BRI Tiba-tiba Audit Laporan Keuangan di Kuartal III, Ada Apa?