
Rupiah di Rp 14.900/US$ Tahun Depan? No Problemo!
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 May 2020 17:30

Melihat pergerakan rupiah di triwulan I-2020, terbaik di dunia di bulan Januari kemudian ambrol di Maret, menunjukkan besarnya pengaruh kondisi ekonomi global. Ketika kondisi ekonomi global membaik rupiah menjadi perkasa, sebaliknya ketika terjadi global rupiah langsung terpuruk. Ketika kondisi ekonomi global membaik, maka pelaku pasar akan mengalirkan modalnya ke Indonesia yang memberikan imbal hasil tinggi, sebaliknya ketika kondisi memburuk, aliran modal akan keluar.
Pergerakan rupiah memang sangat rentan oleh keluar masuknya aliran modal (hot money) sebagai sumber devisa. Sebabnya, pos pendapatan devisa lain yakni transaksi berjalan (current account), belum bisa diandalkan.
Sejak tahun 2011 transaksi berjalan Indonesia sudah mengalami defisit (current account deficit/CAD). Praktis pasokan valas hanya dari hot money, yang mudah masuk-keluar. Ketika terjadi capital outflow yang besar maka tekanan bagi rupiah akan semakin kuat.
Berdasarkan data Ditjen Per Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, sejak akhir 2019 hingga 24 Januari terjadi capital inflow di pasar obligasi sebesar Rp 30,16 triliun. Pada 24 Januari itu, rupiah berada di level Rp 13.565/US$ yang merupakan level terkuat tahun ini juga terkuat dalam dua tahun terakhir. Sejak akhir 2019 hingga 24 Januari, rupiah mencatat penguatan lebih dari 2% dan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia.
Sebaliknya ketika rupiah ambrol di bulan Maret, terjadi capital outflow sebesar Rp 121,26 triliun di pasar obligasi. Jadi, ketika kondisi global membaik, disusul dengan sentimen pelaku pasar yang bagus, rupiah bisa kembali perkasa.
(pap/pap)
Pergerakan rupiah memang sangat rentan oleh keluar masuknya aliran modal (hot money) sebagai sumber devisa. Sebabnya, pos pendapatan devisa lain yakni transaksi berjalan (current account), belum bisa diandalkan.
Sejak tahun 2011 transaksi berjalan Indonesia sudah mengalami defisit (current account deficit/CAD). Praktis pasokan valas hanya dari hot money, yang mudah masuk-keluar. Ketika terjadi capital outflow yang besar maka tekanan bagi rupiah akan semakin kuat.
Berdasarkan data Ditjen Per Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, sejak akhir 2019 hingga 24 Januari terjadi capital inflow di pasar obligasi sebesar Rp 30,16 triliun. Pada 24 Januari itu, rupiah berada di level Rp 13.565/US$ yang merupakan level terkuat tahun ini juga terkuat dalam dua tahun terakhir. Sejak akhir 2019 hingga 24 Januari, rupiah mencatat penguatan lebih dari 2% dan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia.
Sebaliknya ketika rupiah ambrol di bulan Maret, terjadi capital outflow sebesar Rp 121,26 triliun di pasar obligasi. Jadi, ketika kondisi global membaik, disusul dengan sentimen pelaku pasar yang bagus, rupiah bisa kembali perkasa.
(pap/pap)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular