
Waspada Second Wave Covid-19, IHSG Belum Aman!

Jakarta, CNBC Indonesia - Asa akan pulihnya perekonomian global kembali menggeliat setelah dibukanya aktivitas perekonomian di beberapa negara dan melonggarkan pembatasan sosial serta karantina wilayah (lockdown). Namun hal ini turut menjadi sentimen yang akan mendorong pasar melemah.
Pada awal pekan ini, Senin (12/5/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), berhasil ditutup menguat 0,90% ke level 4.639,10 dengan nilai transaksi Rp 6,85 triliun dan investor asing mencatatkan jual bersih Rp 268,92 miliar. Sedangkan, sejak awal tahun, jual bersih pelaku pasar asing mencapai Rp 21,05 triliun.
Kendati kemarin menguat, menurut Anugerah Zamzami Nasr, Equity Analyst PT Philip Sekuritas Indonesia, sentimen pelonggaran bisa menjadi negatif mengingat ada kekhawatiran langkah sejumlah negara ini akan menimbulkan gelombang kedua pandemi virus Corona. Hal ini terungkap setelah China mengumumkan temuan kasus baru sebulan setelah aktivitas ekonomi Negeri Tirai Bambu kembali dibuka.
"Sentimen negatif datang dari kekhawatiran second wave kasus Covid-19 setelah pelonggaran lockdown di beberapa negara," kata Zamzami, Selasa (12/5/2020).
Dari dalam negeri, PT Valbury Sekuritas juga mencatat, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah masih merancang fase-fase pembukaan kegiatan bisnis dan industri yang dimulai pada 1 Juni hingga Juli 2020 yang terdiri dari 5 fase.
Pemerintah, lanjut Valbury, saat ini terus melakukan kajian berbagai langkah-langkah yang bisa memfokuskan pada penanganan Covid-19, yakni meminimalisir penyebaran dan mencegah bertambahnya korban jiwa dan melihat kondisi sosial ekonomi pascapandemi ini berakhir.
Nyatanya, kebijakan pembatasan sosial memang berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi terkontraksi selama pembatasan sosial dan lockdown diterapkan di beberapa negara. Termasuk pembatasan sosial dalam bentuk larangan perjalanan, lebih dari 86 negara melakukan travel ban, penutupan perbatasan antar negara dan penutupan sekolah, kantor dan tempat ibadah.
"IHSG diperkirakan melemah terbatas pada perdagangan hari ini bersamaan dengan perkiraan potensi menurunnya bursa saham Asia setelah bursa saham AS ditutup melemah," tulis Valbury, Selasa (12/5/2020).
Dengan demikian, IHSG diperkirakan akan bergerak pada rentang support (batas bawah) 4.605/4.570/4.542 dan resistance (batas atas) level 4.667/4.694/4.729.
Sementara itu, Reliance Sekuritas juga mencermati, pasar sedang menantikan arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve setelah memangkas suku bunga acuan mendekati nol persen pada 15 Maret dalam menghadapi krisis ekonomi yang ditimbulkan oleh virus Corona.
Para pelaku pasar memperkirakan, bahwa bank sentral AS itu akan memangkas suku bunga acuan di bawah nol persen, yang menyebabkan imbal hasil atau yield US Treasury ke rekor terendah dalam 2 tahun.
Akan tetapi, sebelumnya, Gubernur The Fed, Jerome Powell telah secara konsisten mendorong kembali menentang gagasan mengambil suku bunga negatif, dan pesan itu telah digaungkan oleh berbagai bank sentral AS dalam beberapa tahun terakhir.
(tas/tas) Next Article PDB RI Nyungsep, IHSG Berkibar! Kok Bisa?
