PSBB Berkepanjangan, Bisnis B2B Telekomunikasi Tertekan

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 May 2020 14:46
Doc. Tower Bersama
Foto: Doc. Tower Bersama
Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis emiten telekomunikasi di tanah air turut terdampak dari kebijakan pembatasan sosial (PSBB) berkepanjangan. Hal ini menyebabkan bisnis di sektor business to business (B2B) mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Director & Chief Strategy and Innovation Officer PT Indosat Tbk (ISAT), Arief Musta'in menjelaskan, situasi ini disebabkan karena beberapa sektor industri terdampak pandemi. Pun demikian halnya, aktivitas perkontoran sepi karena karyawan harus bekerja dari rumah.

"Bisnis B2B terjadi penurunan karena beberapa sekror industri mengalami pengurangan aktvitas bisnis," kata Arief, saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR secara virtual, Senin (11/5/2020).

Namun, terjadi perubahan pola layanan dari sisi lalu lintas data, dari yang sebelumnya mobile menjadi terpusat di area perumahan. "Traffic data terasa sekali semua menggunakan aplikasi haus bandwith di sebagian besar wilayah perumahan," katanya.

Sebab itu, perseroan akan melakukan perbaikan dan penguatan jaringan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan trafik data selama Lebaran.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk (EXCL), Dian Siswarini menuturkan, situasi pandemi menyebabkan perusahaan harus melakukan penyesuaian bisnis. Hal ini sudah terefleksi dari penurunan harga saham perseroan.

Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan, harga saham EXCL sejak awal tahun terkoreksi 21,59% ke posisi Rp 2.470 per saham dengan akumulasi jual bersih investor asing Rp 551,05 miliar.

"Semua industri terkena dampak pandemi tak terkecuali industri telekomunikasi, apabila [Covid-19] berkepanjangan akan ada dampak terhadap bisnis," ujarnya.

Dia menuturkan, dampak ini secara langsung sudah dirasakan seperti daya beli masyarakat yang mengalami penurunan karena sebagian masyarakat kehilangan pekerjaan akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan.

"Implementasi bisnis harus disesuaikan dengan situasi yang ada, berbeda dari yang kami perkirakan. Ada potensi merugi karena daya beli masyarakat cenderung turun," katanya.

Namun demikian, kedua emiten telekomunikasi ini akan tetap menjalanakan ekspansi bisnis. XL Axiata misalnya, mengalokasikan belanja modal Rp 7,5 triliun yang akan difokuskan untuk pengembangan infrastruktur, fiberisisasi, dan digitalisasi. Sedangkan, ISAT berencana menggelontorkan dana belanja modal antara Rp 8,5 triliun hingga Rp 9,5 triliun untuk perluasan jaringan di seluruh tanah air.
(hps/hps) Next Article Perusahaan Telekomunikasi Paling Cuan Saat Pandemi Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular