
Pekan Lalu IHSG Merah, Kapitalisasi BCA Malah Melesat Rp 11 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham dalam negeri yang tercermin pada Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) dalam sepekan kemarin terkoreksi 118,97 poin atau 2,59% menjadi 4.597,43di tengah kekhawatiran perang dagang AS-China jilid dua serta suramnya data ekonomi Tanah Air.
Kondisi ini membuat kinerja saham emiten-emiten big cap alias emiten dengan kapitalisasi pasar (market capitalization/market cap) besar di atas Rp 100 triliun pun terpengaruh.
Sentimen negatif sepekan kemarin terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bisa saja mengenakan bea masuk impor terhadap produk China akibat cara penanganan virus corona yang dilakukan China sehingga menjadi pandemi global.
Kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya babak baru perang dagang AS-China jilid dua tentunya memberikan gejolak di pasar saham dunia termasuk Indonesia. Ketika geopolitik terjadi maka aset aman (safe haven) menjadi pilihan, sehingga investor cenderung menghindari aset berisiko (risk aversion) sementara waktu.
Buruknya kinerja IHSG juga dipicu oleh rilis data dari dalam negeri yang menunjukkan bahwa PMI Manufaktur IHS Markit Indonesia merosot ke 27,5 pada bulan April 2020 dari 45,3 pada Maret. Rilis data ini menjadi yang terlemah sejak survei dimulai pada April 2011.
Selain itu, tingkat inflasi tahunan Indonesia turun menjadi 2,67% pada April 2020, terendah sejak Maret tahun lalu dan di bawah ekspektasi pasar untuk pembacaan 2,77%. Sementara untuk skala bulanan inflasi turun ke 0,08% dari 0,1% di bulan sebelumnya.
Suramnya data ekonomi Indonesia membuat investor dan pelaku pasar pesimisme terhadap kondisi perekonomian Indonesia saat ini dan ke depan di tengah pandemi virus corona, sehingga turun menekan performa IHSG.
Sementara pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berencana melakukan normalisasi pasca pandemi covid-19. Hal ini dapat memberikan harapan investor dan berdampak pada kenaikan sejumlah sektor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) termasuk saham emiten big cap.
Meski rencana ini masih berupa proposal, tetapi sudah cukup memberi gambaran kepada pasar bahwa pemerintah punya exit strategy.
Mengacu data BEI, hingga akhir pekan lalu total kapitalisasi pasar saham-saham big cap mencapai Rp 2.478 triliun. Sementara hingga Senin ini (11/5/2020) sesi I pukul 09:45 WIB, total kapitalisasi pasar saham big cap naik 1,56% menjadi Rp 2.516,77 triliun.
Pada perdagangan Senin ini, IHSG berada dizona hijau hingga pukul 09:50 WIB, IHSG menguat1,13% ke level 4.649,38 di tengah rencana normalisasi pembatasan wilayah atau dibukanya kembali aktivitas ekonomi.
Berikut jajaran 10 besar emiten dengan market cap terbesar:
No | Emiten | 30 April 2020 (Rp T) | No | Emiten | 8 Mei 2020 (Rp T) | No | Emiten | 11 Mei 2020 (Rp T) |
1 | BCA/BBCA | 631 | 1 | BCA/BBCA | 640 | 1 | BCA/BBCA | 651,51 |
2 | Telkom/TLKM | 347 | 2 | Bank Bri/BBRI | 316 | 2 | Bank Bri/BBRI | 323,17 |
3 | Bank Bri/BBRI | 333 | 3 | Telkom/TLKM | 316 | 3 | Telkom/TLKM | 318,98 |
4 | Unilever/UNVR | 316 | 4 | Unilever/UNVR | 307 | 4 | Unilever/UNVR | 311,88 |
5 | Bank Mandiri/BMRI | 206 | 5 | Bank Mandiri/BMRI | 194 | 5 | Bank Mandiri/BMRI | 197,4 |
6 | Sampoerna/HMSP | 186 | 6 | Sampoerna/HMSP | 191 | 6 | Sampoerna/HMSP | 191,34 |
7 | Chandra Asri/TPIA | 160 | 7 | Astra/ASII | 151 | 7 | Astra/ASII | 152,62 |
8 | Astra/ASII | 156 | 8 | Chandra Asri/TPIA | 143 | 8 | Chandra Asri/TPIA | 144,45 |
9 | Barito Pacific/BRPT | 129 | 9 | Indofood CBP/ICBP | 112 | 9 | Indofood CBP/ICBP | 113,7 |
10 | Indofood CBP/ICBP | 115 | 10 | Barito Pacific/BRPT | 108 | 10 | Barito Pacific/BRPT | 111,72 |
Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Senin (11/5/2020)
Berdasarkan data di atas terjadi perubahan posisi, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) merebut posisi kedua dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang kini berada di posisi ketiga. Sementara PT Astra Internasional Tbk (ASII) melaju ke posisi ketujuh menggantikan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang kini berada di urutan delapan.
Selain itu, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga menggantikan posisi PT Barito Pacific Tbk (BRPT) masing-masing kini berada di posisi 9 dan 10.
Kapitalisasi pasar PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik menjadi Rp 651,51 triliun per pukul 09:45 WIB Senin ini, dari pekan lalu Rp 640 triliun. Market cap PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga naik menjadi Rp 323,17 triliun dari Rp 316 triliun.
Kapitalisasi pasar PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom pun menguat menjadi Rp 318,98 triliun dari sebelumnya Rp 316 triliun, market cap PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melambung menjadi Rp 311,88 triliun dari Rp 307 triliun.
Berikutnya market cap PT Bank Mandiri tbk (BMRI) melonjak menjadi Rp 197,4 triliun dari sebelumnya Rp 194 triliun, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) naik tipis menjadi Rp 191,4 triliun dari Rp 191 triliun, PT Astra Internasional Tbk (ASII) melesat menjadi Rp 152,62 triliun dari Rp 151 triliun, sementara PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) naik menjadi Rp 144,45 triliun dari Rp 143 triliun.
SementaraPT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik menjadi Rp 113,7 triliun dari Rp 112 triliun, sedangkan PT Barito Pacific Tbk (BRPT)juga menguat menjadi Rp 111,72 triliun dari Rp 108 triliun.
Artinya seluruh emiten big cap mencatat kenaikan nilai kapitalisasi pasar, dengan lonjakan terbesar terjadi pada BBCA sebesar Rp 11,51 triliun dan paling sedikit yaitu BMRI yang naik Rp 0,4 triliun.
Market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.
(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500