
Rakyat RI Bakal Hidup Normal, Rupiah Buktikan Ketangguhannya

Jika menengok performa rupiah terhadap mata uang kawasan Asia lainnya, rupiah hanya menguat terhadap ringgit Malaysia dan flat terhadap won Korea, sedangkan yang paling melemah adalah terhadap dolar Australia (Aussie).
Sementara nilai tukar rupiah jika dibandingkan dengan mata uang zona Eropa justru mengalami penguatan dan paling menguat terhadap mata uang euro.
![]() Rupiah |
Ke depan rupiah masih cukup berfluktuasi dan risiko terjadinya kemerosotan ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19) masih tinggi. Oleh karena itu, Fitch Solutions memprediksi mata uang Asia masih berisiko mengalami aksi jual dan rupiah menjadi salah satu yang berisiko kembali mengalami pelemahan.
"Kami memperkirakan dalam beberapa bulan ke depan pasar finansial global akan kembali mengalami volatilitas, yang akan membebani rupiah Indonesia, yang memiliki ketergantungan dengan aliran modal (hot money)" tulis Fitch Solutions.
Oleh sebab itu, Fitch Solutions memprediksi rupiah akan berada di level Rp 16.500/US$ di akhir tahun ini.
Pergerakan rupiah memang sangat rentan oleh keluar masuknya aliran modal (hot money) sebagai sumber devisa. Sebabnya, pos pendapatan devisa lain yakni transaksi berjalan (current account), belum bisa diandalkan.
Sejak tahun 2011 transaksi berjalan RI sudah mengalami defisit (current account deficit/CAD). Praktis pasokan valas hanya dari hot money, yang mudah masuk-keluar. Ketika terjadi capital outflow yang besar maka tekanan bagi rupiah akan semakin kuat.
Hal tersebut sangat kentara pada bulan Maret lalu, ketika rupiah babak belur. Rupiah sepanjang Maret merosot 13,67%, bahkan sempat menyentuh Rp 16.620/US$ yang menjadi level terlemah sejak krisis moneter 1998.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)