
Global Bond Mandiri & HK Laris Manis, Apa Kata Erick Thohir?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai investor, termasuk investor asing, masih berminat untuk mengoleksi surat utang korporasi yang diterbitkan oleh perusahaan pelat merah. Hal ini terjadi dalam kondisi pasar global yang saat ini sedang tidak pasti.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan dengan adanya dua perusahaan BUMN yang melakukan penerbitan surat utang global (global bond) ini bisa menjadi dorongan untuk perusahaan pelat merah lainnya mencari sumber pendanaan lain di luar perbankan.
"Di tengah kondisi pasar global yang tidak pasti, banyaknya minat investor terhadap Global Bond yang diterbitkan BUMN ini menjadi bukti bahwa Indonesia menjadi salah satu tujuan investasi menarik di dunia," kata Erick dalam siaran persnya, Rabu (6/5/2020).
Adapun dua perusahaan BUMN yang menerbitkan obligasi dalam denominasi dolar Amerika Serikat adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Hutama Karya (Persero).
Bank Mandiri menerbitkan global bond senilai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$) dan mendapatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hampir lima kali menjadi senilai US$ 2,4 miliar atau Rp 36 triliun. Sebaran investor yang membeli berasal dari Eropa, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Serikat.
Kupon surat utang BMRI ini sebesar 4,75% per tahun, lebih tinggi dari kupon surat utang pemerintah yang diterbitkan di awal Januari 2020 yang sebesar 3,9%. Tenor untuk obligasi ini selama 5 tahun.
Sedangkan Hutama Karya juga menerbitkan surat utang senilai US$ 600 juta atau Rp 9 triliun dengan kupon yang lebih rendah yakni 3,75%. Dalam penawarannya, HK mencatat kelebihan permintaan hingga enam kali dari nilai yang diterbitkan.
Sebaran investor yang membeli obligasi ini berasal dari Asia (42%), Eropa, Timur Tengah dan Afrika (30%) dan Amerika Serikat (28%).
(tas/tas) Next Article Kuartal 2, Bank Mandiri Mau Rilis Global Bond Rp 17,5 T
