Pefindo Pangkas Outlook Pengelola The Duck King Jadi Negatif

tahir saleh, CNBC Indonesia
06 May 2020 10:46
Instagram @theduckkingid
Foto: Instagram @theduckkingid
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merevisi outlook (prospek) peringkat PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK) menjadi "negatif" dari "stabil" untuk mengantisipasi efek berkepanjangan dari pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) yang dapat memperlemah kinerja bisnis dan keuangan perusahaan.

DUCK adalah emiten pengelola grup restoran masakan China, The Duck King, dengan varian restoran di antaranya Fook Yew, Panda Bowl, dan Imperial Chef, lalu The Grand Duck King Signatures, The Grand Duck King, serta The Duck King Noodle and Kitchen.

"Perusahaan sangat terdampak dari pandemi ini sehingga membuat perusahaan menutup hampir seluruh outlet-nya. Kami memperkirakan DUCK membukukan pendapatan dan EBITDA [laba sebelum bunga, pajak, amortisasi dan depresiasi] yang lebih rendah dari yang diproyeksikan pada tahun 2020," tulis Pefindo, dalam keterangan resmi, Rabu (6/5/2020).

Pefindo mengungkapkan, pada Maret 2020, DUCK diperkirakan mengalami penurunan penjualan sekitar 50% dibandingkan dengan penjualan pada bulan-bulan sebelumnya.


"Pada saat yang bersamaan kami juga menegaskan peringkat perusahaan pada "idA-," tulis dua analis Pefindo, Christyanto Wijaya dan Ayuningtyas Nur Paramitasari.

Keduanya menjelaskan, obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya.

Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi. Tanda Kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan.

Pefindo menilai, peringkat tersebut mencerminkan posisi DUCK yang kuat di industri restoran, khususnya di segmen masakan China; marjin profitabilitas yang relatif tinggi; dan posisi likuiditas yang memadai.


"Namun, peringkat dibatasi oleh umur piutang yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan lain di industri restoran dengan transaksi pihak berelasi yang signifikan, lokasi outlet yang kurang terdiversifikasi, dan persaingan yang ketat di industri restoran."

Pefindo juga menegaskan peringkat DUCK dapat diturunkan dengan catatan apabila kondisi tidak menguntungkan akibat Covid-19 masih ada dalam waktu dekat dan Pefindo menilai tidak ada strategi mitigasi dari DUCK untuk mengantisipasi efek tersebut sehingga menyebabkan pelemahan signifikan kinerja bisnis dan keuangan.

"Prospek peringkat dapat direvisi menjadi stabil apabila Perusahaan mulai beroperasi dan menghasilkan pendapatan secara normal."

Pefindo mengungkapkan, perusahaan DUCK didirikan pada Maret 2013 dan mengoperasikan restoran The Duck King, The Grand Duck King, Imperial Chef, dan Fook Yew.

Pada Desember 2019, DUCK mempunyai 34 outlet yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Per 31 Desember 2019, pemegang saham DUCK adalah PT Asia Kuliner Sejahtera (48,3%), PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (14,9%) dan publik (36,8%).

DUCK pertama kali tercatat di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Oktober 2018 bersama dengan PT GarudaFood Putra Putri Jaya (GOOD). Saat pertama kali listing, saham DUCK melonjak 49,5% ke level Rp 755 per saham dari harga penawaran perdananya senilai Rp 505/saham.

[Gambas:Video CNBC]




(tas/hps) Next Article Mal Buka 15 Juni, Saham KFC hingga Pizza Hut Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular