Rupiah Bisa Menguat ke Bawah Rp 15.000/US$ Hari Ini?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 May 2020 09:12
money changer
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Perlahan tetapi pasti, virus corona mulai 'jinak'. Sesuatu yang membuka ruang untuk membuka kembali keran aktivitas masyarakat sekaligus membuat roda ekonomi yang sempat seret kembali berputar.

"Kita mulai melihat ekonomi dibuka lagi, kita sudah melihat masyarakat beraktivitas lagi. Mungkin kita sudah melalui saat-saat terbutuk dan mulai sekarang sepertinya situasi akan terus membaik," kata Paul Nolte, Manajer Portofolio di Kingsview Investment Management, sebagaimana diwartakan Reuters.

Oleh karena itu, investor berharap kuartal II-2020 adalah titik nadir, dasar jurang, kerak neraka. Mulai semester II-2020, ekonomi global akan memulai fase pemulihan meski tentu bertahap.

Harapan yang sangat besar terhadap pemulihan ekonomi dunia tercermin dari harga minyak. Kemarin, harga minyak jenis brent melonjak 13,9% sementara light sweet melesat 20,5%.




Lonjakan harga si emas hitam dipicu keyakinan investor bahwa permintaan akan pulih ketika ekonomi tidak lagi lumpuh. Saat mesin-mesin pertumbuhan ekonomi bergerak, tentu membutuhkan bahan bakar yaitu minyak. Perkiraan akan pulihnya permintaan minyak membuat harga bergerak ke utara.

So, berbagai kabar gembira ini membuat risk appetite investor membuncah. Tidak heran arus modal mengalir masuk ke pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia, dan menjadi modal untuk penguatan rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular