
IHSG Berhasil Menguat Meski Angka PDB Tidak Sesuai Harapan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (5/5/2020) menguat 0,54% ke level 4.630,13. Bursa saham domestik sempat turun dari level tertingginya di angka 4.667,48, meski Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2020 yang kurang menggembirakan.
Penguatan IHSG pada sesi kedua menunjukkan investor sudah mencerna rilis data PDB tersebut dan melakukan pricing in (memfaktorkannya dalam keputusan trading) ketika melepas saham besar-besaran kemarin.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Triwulan I-2020 hanya sebesar 2,97%, atau jauh di bawah konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 4,33% (Year-on-Year/YoY). Konsumsi rumah tangga melempem karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di 23 daerah sejak Maret, dengan tumbuh 2,84%, dari 5,02% (triwulan I-2019).
Aksi jual asing terus terjadi dengan nilai jual bersih (net sell) Rp 227 miliar di pasar reguler. Aksi jual asing terbanyak terjadi di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yang mencatatkan penjualan bersih Rp 113 miliar. Meski demikian, harga saham BBRI bertahan dan ditutup sama seperti penutupan kemarin, yakni Rp 2.630 per unit.
Sebaliknya, aksi beli bersih asing berlanjut di saham PT Bank Central Asia Tbk selama 2 hari terakhir. Hari ini investor asing melakukan pembelian bersih di saham BBCA senilai Rp 89 miliar yang menyebabkan harga saham BBCA terapresiasi sebesar 1,25% ke harga 26.425 per unit.
Ketakutan investor asing melarikan dananya dari Indonesia ini bukan tidak beralasan, semakin panasnya tensi antara Amerika Serikat (AS) dan China bisa berlanjut menjadi perang dagang jilid II antara AS-China
Dilansir dari South China Morning Post, Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif pada barang-barang impor dari China apabila Negeri Panda tersebut gagal memenuhi janjinya membeli barang dan jasa milik AS senilai US$ 200 miliar.
Seperti kita ketahui, pada 2019 silam terjadi perang dagang antara AS dan China di mana AS menerapkan tarif untuk barang-barang yang diimpor dari China seperti peralatan industri dan produk makanan. Kebijakan ini dibalas China dengan mengenakan tarif kepada produk kacang kedelai, gula, gandum, dan berbagai produk lain yang diimpor dari AS
Perang dagang ini tentunya akan menghambat laju ekonomi kedua negara dan sebagai dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, hal ini akan berdampak pada kondisi ekonomi global.
Penguatan IHSG sejalan dengan bursa Asia lainnya yaitu Indeks Hangseng Hongkong yang naik sebesar 1,15%, Straits Times Singapura terapresiasi sebesar 0,73%. Bursa Jepang masih belum dibuka karena libur nasional.
Tren penguatan terjadi di tengah sinyal apresiasi bursa saham Wall Street, seperti yang terlihat di kontrak berjangka (futures). Pada pukul 15:10 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,3%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp) Next Article Mungkin Sudah 'Price In'? PDB Rendah, IHSG Sesi I Bisa Hijau