
Rupiah Memang Masih Lemah, Tapi Bukan Berarti Harapan Punah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Di pasar spot, jalan rupiah untuk menyeberang ke jalur hijau juga agak berliku.
Pada Selasa (5/5/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 15.104. Rupiah menguat % dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Di pasar spot, rupiah juga belum bisa menghijau. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 15.080 di mana rupiah melemah 0,2%.
Rupiah sempat memperbaiki keadaan dengan menghabiskan depresiasi menjadi impas. Namun itu saja, paling banter hanya masuk zona netral alias stagnan. Mata uang Tanah Air masih kesulitan menyeberang ke zona hijau.
Namun bukan berarti rupiah tanpa harapan. Sebab di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF), rupiah masih menunjukkan tanda-tanda penguatan.
Periode | Kurs 4 April (15:01 WIB) | Kurs 5 Mei (09:28 WIB) |
1 Pekan | Rp 15.223,5 | Rp 15.179 |
1 Bulan | Rp 15.376,5 | Rp 15.304 |
2 Bulan | Rp 15.508,5 | Rp 15.464 |
3 Bulan | Rp 15.632,5 | Rp 15.589 |
6 Bulan | Rp 15.940,5 | Rp 15.859 |
9 Bulan | Rp 16.183,5 | Rp 16.139 |
1 Tahun | Rp 16.396,5 | Rp 16.349 |
2 Tahun | Rp 16.264,6 | Rp 17.211 |
Oleh karena itu, peluang bagi rupiah untuk menguat di perdagangan pasar spot lumayan tinggi. Sebab biasanya apa yang terjadi di pasar NDF kemudian akan diikuti oleh pergerakan di pasar spot.
Penguatan rupiah cukup beralasan karena hampir seluruh mata uang utama Asia menguat di hadapan dolar AS. Tinggal rupiah dan dolar Hong Kong yang masih tertinggal di zona merah.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di 'arena' pasar spot pada pukul 10:07 WIB:
