
Ada Covid-19, Indofarma Masih Rugi Rp 21 M di Q1

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan farmasi dan alat kesehatan, PT Indofarma Tbk (INAF), salah satu BUMN di bawah holding farmasi, masih membukukan kerugian bersih pada periode 3 bulan pertama di tahun ini senilai Rp 21,42 miliar.
Meski demikian, kerugian ini turun tipis dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 21,72 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan anak usaha PT Bio Farma (Persero) selama 3 bulan pertama tahun ini naik sebesar 8,73% menjadi senilai Rp 148,16 miliar, dari pendapatan di 3 bulan pertama tahun lalu yang senilai Rp 136,26 miliar.
Beban pokok penjualan membengkak menjadi senilai Rp 119,51 miliar dari sebelumnya senilai Rp 87,04 miliar. Perusahaan juga mengalami kerugian lain-lain senilai Rp 3,69 miliar dari sebelumnya pos ini untung Rp 181,57 juta.
Liabilitas perusahaan sedikit naik menjadi Rp 918,65 miliar dari periode akhir tahun lalu yang sebesar Rp 905,45 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek yang senilai Rp 533,79 miliar dan liabilitas jangka panjang senilai Rp 384,86 miliar.
Nilai ekuitas perusahaan tergerus selama tiga bulan pertama 2020 menjadi senilai Rp 483,15 miliar dari nilai di akhir 2019 yang sebesar Rp 504,58 miliar.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham INAF pada penutupan sesi I Senin ini (4/5/2020), naik tipis 0,45% di level Rp 1.115/saham. Year to date, saham INAF menguat 28,16%.
Sebelumnya, sentimen Covid-19 menjadi katalis bagi harga saham INAF. Kementerian BUMN menyebutkan INAF akan menjadi off taker (penjamin pembeli) untuk ventilator yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan pelat merah.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan sudah terdapat beberapa perusahaan pelat merah seperti PT LEN, PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad yang memproduksi ventilator untuk pasien corona.
Perusahaan BUMN yang ada dalam holding farmasi ini akan menyerap seluruh ventilator yang diproduksi. Saat ini Holding BUMN Farmasi dipimpin oleh Bio Farma dengan anggota Indofarma dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF), serta anak usaha KAEF yakni PT Phapros Tbk (PEHA).
"Indofarma jadi induk [BUMN farmasi untuk] alat kesehatan akan kerja sama dengan yang buat ventilator. Indofarma akan jadi lead yang ambil semua," kata kata Arya dalam video conference, Rabu (15/4/2020).
(tas/tas) Next Article Indofarma-Quantum Laboratoris Sinergi Produksi & Pemasaran