
Pendapatan Terkoreksi di Q1, Laba PGAS Ikut Terseret Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Distributor gas pelat merah, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN mengalami penurunan laba bersih sepanjang kuartal pertama tahun ini sebesar 26,61% secara year on year (YoY).
Nilai laba bersih ini merosot menjadi US$ 47,77 juta atau setara dengan Rp 716,62 miliar (asumsi kurs Rp 15.000/US$), dari laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 65,09 juta.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, turunnya laba bersih ini salah satunya disebabkan karena pendapatan perusahaan yang turun tipis 0,27% ke US$ 873,80 juta (Rp 13,10 triliun) dari pendapatan di akhir Maret 2019 yang senilai US$ 876,24 juta.
Pendapatan ini turun karena anjloknya penjualan minyak dan gas neto menjadi US$ 76,09 juta dari US$ 92,89 juta dan pendapatan lain- lain menjadi US$ 4,25 juta dari US$ 7,40 juta.
Pendapatan lain-lain ini merupakan pendapatan PGASSOL (PT PGAS Solution) atas penyediaan jasa konstruksi dan pemeliharaan jaringan pipa kepada pelanggannya.
Selain itu perusahaan juga tak lagi membukukan pendapatan keuangan dari sewa pembiayaan yang sebelumnya menghasilkan sebanyak US$ 6,20 juta.
Namun demikian, pendapatan utama dari distribusi gas yang pada periode ini menyumbang 79,36% dari total pendapatan, mengalami kenaikan tipis ke US$ 693,47 juta dari US$ 677,36 juta. Pendapatan transmisi gas juga naik menjadi US$ 65 juta dari US$ 57,37 juta.
Beban keuangan hingga akhir Maret 2020 turun menjadi US$ 37,62 juta dari US$ 44,91 juta. Namun rugi dari selisih kurs melebar menjadi US$ 63,21 juta dari sebelumnya senilai US$ 23,20 juta.
Dari sisi liabilitas, pos ini naik menjadi US$ 4,65 miliar dari akhir Desember 2019 yang senilai US$ 4,13 miliar. Terutama karena kenaikan liabilitas jangka panjang yang senilai US$ 3,36 miliar dari sebelumnya US$ 3,01 miliar, sedangkan liabilitas jangka pendek naik menjadi US$ 1,28 miliar dari sebelumnya US$ 1,12 miliar.
Adapun ekuitas naik tipis menjadi US$ 3,28 miliar selama tiga bulan jika dibanding dengan akhir tahun lalu yang senilai US$ 3,23 miliar.
(tas/tas) Next Article Saham PGAS Diobral Asing & Rontok Lebih 6%, Ada Apa?
