
5 Saham Jadi Primadona Sepekan, Berlanjut Pekan Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penguatan tajam sepanjang pekan lalu. Bahkan IHSG menjadi yang terbaik dibandingkan bursa-bursa saham utama Asia lainnya.
Meski demikian, investor asing masih menarik dananya dari pasar saham Tanah Air dengan jumlah yang cukup besar. Dalam 4 hari perdagangan (Jumat libur Hari Buruh) IHSG berhasil sapu bersih alias menguat 4 hari beruntun. Total penguatan tercatat sebesar 4,9% di level 4.716,403, dengan hari Kamis yang terbesar.
Berdasarkan data RTI periode 27-30 April 2020, investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 2,68 triliun di pasar reguler dan non-reguler.
Dibandingkan indeks saham utama lainnya, IHSG unggul jauh, yang terdekat indeks Strait Times Singapura penguatannya sebesar 4,21%.
Adapun CNBC Indonesia mencatat 5 saham yang menjadi top gainers dan top losers dalam sepekan terakhir ini:
5 Saham Top Gainers Sepekan
1. PT Jasa Marga Tbk (JSMR)
Saham menguat 22,09% di level Rp 3.150/saham, nilai transaksi Rp 290,32 miliar.
2. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
Saham naik 14,01% di level Rp 3.500/saham, nilai transaksi Rp 1,86 triliun.
3. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
Saham naik 13,83% di level Rp 1.440/saham, nilai transaksi Rp 342,95 miliar.
4. PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
Saham menguat 13,28% di posisi Rp 1.450/saham, nilai transaksi Rp 654,61 miliar.
5. PT PGN Tbk (PGAS)
Saham naik 11,04% di level Rp 855/saham, nilai transaksi Rp 366,54 miliar.
5 Saham Top Losers Sepekan:
1. PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC)
Saham melorot 20,75% di level Rp 2.750/saham, nilai transaksi Rp 45,37 miliar.
2. PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS)
Saham turun 17,20% di posisi Rp 154/saham, nilai transaksi Rp 58 miliar.
3. PT BPD Jabar Banten Tbk (BJBR)
Saham minus 14,81% di posisi Rp 805/saham, nilai transaksi Rp 77,46 miliar.
4. PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS)
Saham ambles 14,61% di level Rp 76/saham, nilai transaksi Rp 22,35 miliar.
5. PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN)
Saham jeblok 14,56% di posisi Rp 135/saham, nilai transaksi Rp 22,27 miliar.
Sentimen pelaku pasar yang mulai membaik membuat aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi kembali menjadi buruan. IHSG pun mampu melesat tinggi.
Sejak pekan lalu, pasar keuangan global dinaungi sentimen positif dari perkembangan terbaru dari pandemi penyakit virus corona (Covid-19), dan segala hal yang terkait dengan virus yang telah menginfeksi lebih dari 3 juta warga dunia, dan menyebabkan lebih dari 230 ribu orang meninggal dunia.
Penyebaran Covid-19 di Eropa dan AS sudah menunjukkan tanda-tanda pelambatan, alias sudah mencapai puncaknya. Oleh karena itu, Eropa dam AS berencana melonggarkan kebijakan karantina wilayah (lockdown).
Italia berencana membuka lockdown secara bertahap pada 4 Mei nanti. Italia dan Spanyol bahkan sudah mengijinkan warganya mulai beraktivitas meski terbatas sejak dua pekan lalu.
Kemudian Jerman juga mulai mengizinkan warganya beraktivitas, toko-toko kecil sudah diizinkan buka kembali sejak Senin, dan sekolah mulai aktif lagi per 4 Mei. Belanda juga berencana membuka lockdown secara bertahap mulai 11 Mei.
Kemudian dari AS, Gubernur New York, Andrew Cuomo, mengatakan lockdown akan dibuka dalam beberapa fase setelah Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan jumlah pasien rawat inap sudah menurun.
Fase satu, New York dunia usaha di bidang konstruksi dan manufaktur akan diizinkan kembali beraktivitas. Fase kedua dunia usaha perlu rencana untuk beroperasi kembali, termasuk memiliki pengaman individual serta menerapkan social distancing.
Selanjutnya Gubernur Ohio, Mike DeWine, mengatakan sektor ritel dan jasa bisa kembali beroperasi pada 12 Mei. Selain itu, negara bagian Alaska, Georgia, South Carolina, Tennessee dan Texas sudah mengizinkan restoran dan beberapa usaha lainnya untuk kembali beroperasi.
Roda bisnis di Eropa dan AS yang mulai berputar kembali tentunya menjadi kabar bagus, perekonomian global bisa perlahan bangkit dari keterpurukan.
(tas/tas) Next Article Corona Bikin IHSG Ambles, Ini Saham-saham yang Rontok & Kebal
