Melonjak Nyaris 3%, Rupiah Juara Asia yang Tak Terbantahkan!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 April 2020 15:09
Ilustrasi Mata Uang
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Penguatan rupiah tidak lepas dari peningkatan minat investor terhadap aset-aset berisiko. Tanda-tanda ke arah sana sudah terlihat sejak dini hari tadi, di mana bursa saham New York ditutup menguat signifikan. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 2,21%, S&P 500 menguat 2,66%, dan Nasdaq Composite bertambah 3,57%.

Investor (dan dunia) menyambut kabar baik seputar pengobatan virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Gilead Sciences Inc mengumumkan bahwa obat bernama remdesivir menunjukkan potensi yang menjanjikan sebagai obat untuk melawan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.

Hasil uji coba pemerintah AS mengungkapkan bahwa pasien Covid-19 yang diberikan remdesivir punya peluang sembuh 31% lebih tinggi dibandingkan yang diberi obat 'jadi-jadian' (placebo). Anthony Fauci, Direktur US National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mengatakan hasil tersebut sangat signifikan.

"Ini kemajuan yang sangat penting. Ini akan jadi standar penanganan pasien," tegas Fauci, dikutip dari Reuters.


Datangnya harapan untuk bangkit melawan pandemi virus corona membuat investor percaya diri. Walau sebelumnya ada laporan ekonomi AS tekontraksi (tumbuh negatif) -4,8% pada kuartal I-2020, investor tidak peduli. Bodo amat, yang penting ada harapan obat virus corona sudah ditemukan.

Walau bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) tidak menurunkan suku bunga acuan, cuek bebek. Yang penting ada harapan obat virus corona sudah ditemukan.



(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular