Ambles Nyaris 8%, Dolar Singapura di Level Terendah 6 Pekan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 April 2020 11:05
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah tajam melawan rupiah pada perdagangan Kamis (30/4/2020) hingga menyentuh level terelemah dalam 6 pekan terakhir. Sentimen pelaku pasar yang sedang bagus-bagusnya membuat rupiah menjadi perkasa.

Pada pukul 10:28 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.550,17, dolar Singapura melemah 2,39% di pasar spot melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 19 Maret lalu. Selain itu, sepanjang April dolar Singapura juga sudah ambles 7,96%.

Sentimen pelaku pasar membaik setelah CNBC International Rabu waktu AS melaporkan tahap awal uji klinis remdesivis tersebut yang dilakukan oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases sudah mencapai tahap akhir, dan hasilnya bagus.



Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, Dr. Anthony Fauci, mengatakan remdesivir menunjukkan hasil yang positif yang "jelas" dalam mengobati pasien virus corona.

Sementara itu Gilead juga merilis hasil uji klinis sendiri yang menunjukkan peningkatan kondisi pasien Covid-19 saat menggunakan remdesivir buatannya.

Presiden AS, Doland Trump, pada Rabu waktu setempat mengatakan ia ingin Food and Drug Administration (FDA) bergerak secepat yang mereka bisa untuk menyetujui remdesivir Gilead digunakan sebagai pengobatan virus corona.

"Kami ingin melihat persetujuan yang cepat, khususnya dengan obat yang mampu mengobati Covid-19" kata Trump di Gedung Putih.

FDA sebelumnya juga sudah mengatakan sedang melakukan diskusi dengan Gilead untuk membuat remdesivir tersedia bagi pasien "secepat mungkin, dan setepat mungkin".

Kabar tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, harapan akan segara berakhirnya pandemi Covid-19 semakin membuncah. Saat sentimen pelaku pasar membaik, rupiah akan "mengerikan" bagi lawan-lawannya.

Di sisi lain, dolar Singapura sebenarnya dalam kondisi kurang bagus akibat jumlah kasus penyakit virus corona  yang belum menunjukkan tanda-tanda melandai.

Berdasarkan data Worldometer, Rabu kemarin ada penambahan kasus sebanyak 690 kasus, sehingga total menjadi 15.641 kasus. Dari total tersebut, sebanyak 14 orang meninggal dunia, dan 1.188 sembuh.

Perdana Menteri Lee Hsien Loong sudah memperpanjang kebijakan kebijakan "semi-lockdown" atau yang disebut dengan "circuit breaker" guna meredam penyebaran Covid-19. Seharusnya kebijakan tersebut berakhir 4 Mei, tetapi kini diperpanjang hingga 1 Juni.



Singapura merupakan salah satu negara yang terpapar Covi-19 sejak awal kemunculannya, bahkan sempat menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua setelah China. Tetapi, Singapura mampu meredam penyebarannya, hingga pertengahan Maret total jumlah kasus sekitar 200-an orang.

Namun setelahnya, Negeri Merlion menghadapi "serangan" virus corona gelombang kedua. Sebabnya, warga negara Singapura yang tinggal di Eropa maupun Amerika Serikat (AS) "mudik" setelah Eropa kemudian AS menjadi episentrum penyebaran COVID-19.

Dampaknya, Singapura mengalami lonjakan kasus, kemarin dilaporkan ada kasus baru sebanyak 781 orang, sehingga total menjadi lebih dari 15.000 kasus, meroket dibandingkan pertengahan Maret lalu yang total kasusnya hanya 200-an.

Dampaknya, dolar Singapura terus tertekan melawan rupiah, sepanjang bulan April hingga hari ini total sudah melemah nyaris 8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/hps) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular