
Rupiah Masih Menguat, Tapi Terlempar dari 3 Besar Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 April 2020 10:41

Kenaikan harga minyak setelah kemarin terperosok dalam menjadi pelecut semangat pelaku pasar. Pada pukul 10:13 WIBm harga minyak jenis brent naik 3,13% dan yang jenis light sweet melonjak 12,24%.
Ada kemungkinan lesatan harga si emas hitam hanya disebabkan oleh technical rebound. Sebelumnya, harga minyak light sweet sempat terkoreksi parah sampai mendekati US$ 10/barel.
Namun bisa jadi investor juga menyimpan harapan bahwa ekonomi bisa segera pulih setelah wabah virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) mereda. Kalau tidak ada serangan kedua (second outbreak), sepertinya penyebaran virus asal Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini akan segera mencapai puncaknya.
Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 28 April adalah 2.954.222 orang. Bertambah 76.026 orang dibandingkan posisi per hari sebelumnya.
Namun secara persentase pertumbuhan, laju penambahan kasus baru sudah stabil rendah. Dalam 10 hari terakhir, tambahan kasus per hari berada di kisaran 2-3%.
Jika tren ini terus bertahan, maka dalam waktu dekat sangat mungkin akan datang hari tanpa tambahan pasien corona. Semoga...
Ketika penyebaran virus corona sudah selesai, maka publik bisa kembali beraktivitas. Ekonomi yang lesu akan kembali bergairah.
"(Pertumbuhan ekonomi) kuartal IV-2020 akan sangat kuat dan tahun depan akan menjadi tahun yang luar biasa. Kuartal III-2020 adalah kuartal transisi, dan kuartal II-2020 biarlah seperti itu," kata Presiden AS Donald Trump, seperti diberitakan Reuters.
Harapan kebangkitan ekonomi membuat pelaku yakin bahwa ke depan permintaan energi akan pulih sehingga mendorong kenaikan harga minyak. Optimisme di pasar komoditas ini kemudian menular ke pasar lainnya, termasuk pasar valas.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Ada kemungkinan lesatan harga si emas hitam hanya disebabkan oleh technical rebound. Sebelumnya, harga minyak light sweet sempat terkoreksi parah sampai mendekati US$ 10/barel.
Namun bisa jadi investor juga menyimpan harapan bahwa ekonomi bisa segera pulih setelah wabah virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) mereda. Kalau tidak ada serangan kedua (second outbreak), sepertinya penyebaran virus asal Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini akan segera mencapai puncaknya.
Namun secara persentase pertumbuhan, laju penambahan kasus baru sudah stabil rendah. Dalam 10 hari terakhir, tambahan kasus per hari berada di kisaran 2-3%.
Jika tren ini terus bertahan, maka dalam waktu dekat sangat mungkin akan datang hari tanpa tambahan pasien corona. Semoga...
Ketika penyebaran virus corona sudah selesai, maka publik bisa kembali beraktivitas. Ekonomi yang lesu akan kembali bergairah.
"(Pertumbuhan ekonomi) kuartal IV-2020 akan sangat kuat dan tahun depan akan menjadi tahun yang luar biasa. Kuartal III-2020 adalah kuartal transisi, dan kuartal II-2020 biarlah seperti itu," kata Presiden AS Donald Trump, seperti diberitakan Reuters.
Harapan kebangkitan ekonomi membuat pelaku yakin bahwa ke depan permintaan energi akan pulih sehingga mendorong kenaikan harga minyak. Optimisme di pasar komoditas ini kemudian menular ke pasar lainnya, termasuk pasar valas.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular