Internasional

Dampak Corona, Laba HSBC Anjlok 48% di Kuartal I-2020

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
28 April 2020 13:50
HSBC
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank yang mengklaim punya aset terbesar di Eropa, HSBC, mencatat penurunan laba sebelum pajak pada kuartal I tahun ini sebesar 48% year on year (YoY) menjadi senilai US$ 3,23 miliar atau setara dengan Rp 50 triliun (asumsi kurs Rp 15.500/US$).

Adapun pendapatan perusahaan anjlok 5,1% menjadi US$ 13,69 miliar atau setara dengan Rp 212,20 triliun dibandingkan kuartal I tahun lalu.

Catatan ini melesat lebih rendah dari perkiraan para analis, di mana Morgan Stanley memproyeksikan laba sebelum pajak perusahaan turun 35,7% YoY menjadi US$ 3,99 miliar. Sementara itu, nilai laba sebelum pajak ini juga di bawah proyeksi analis yang dikompilasi HSBC yakni rata-rata di level US$ 3,67 miliar.

Mengacu data perdagangan, saham HSBC yang tercatat di Bursa London turun sebesar 29,7% di sepanjang tahun ini, sedangkan sahamnya yang tercatat di Bursa Hong Kong juga anjlok sekitar 35,1% pada periode yang sama.


Dilansir dari CNBC International, HSBC pada hari Selasa waktu setempat, melaporkan pendapatan triwulan pertamanya yang tidak sesuai harapan. Hal ini seiring tanggungan yang dialami akibat dampak dari potensi kerugian pinjaman yang lebih besar dan harga minyak yang anjlok akibat pandemi Covid-19.

"HSBC menyebut adanya peningkatan biaya penurunan nilai kredit yang diharapkan senilai US$ 2,4 miliar menjadi US$ 3 miliar karena dampak Covid-19 dan pelemahan harga minyak dengan prospek ekonomi ke depannya", sebut HSBC dalam rilis keuangannya, dikutip CNBC.

Secara lengkap, margin bunga bersih (net interest margin) HSBC berada di level 1,54% atau lebih rendah dari sebelumnya 1,59% di kuartal I tahun lalu. Biaya operasional turun 4,5% YoY menjadi US$ 7,85 miliar dan laba per saham dasar sebesar 9 sen atau anjlok dibandingkan pada kuartal I 2019 senilai 21 sen.

HSBC yang berkantor pusat di London tersebut, sebagian besar pendapatannya berasal dari negara-negara di Asia terutama China. Pasca-pandemi Covid-19 yang melanda Tiongkok, dilanjutkan dengan ratusan negara lainnya, berbagai wilayah telah melakukan tindakan lockdown untuk membendung penyebaran Covid-19 sehingga perbankan global ikut terdampak.



[Gambas:Video CNBC]





(tas/tas) Next Article Duh! Laba HSBC Anjlok 65% Gegara Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular