
Indika Bagi Dividen Tunai US$ 30 Juta, Catat Jadwalnya!
tahir saleh, CNBC Indonesia
27 April 2020 10:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten energi terintegrasi, PT Indika Energy Tbk. (INDY) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu pekan lalu (22/4/2020 di Jakarta dengan memperhatikan tata cara pelaksanaan sesuai Peraturan OJK dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dalam RUPST tersebut para pemegang saham memutuskan menerima Laporan Tahunan 2019, mengesahkan Laporan Keuangan tahun 2019, memberikan pembebasan sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi dan Komisaris atas segala tindakan pengurusan dan pengawasan yang dilaksanakan dalam tahun 2019.
Pemegang saham juga menyetujui penggunaan laba perseroan dan pembagian dividen tunai dari laba ditahan perseroan tanggal 31 Desember 2019 sebesar US$ 30 juta, dengan nilai tukar berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal 22 April 2020 atau sebesar US$ 0,005758 per saham.
"Menetapkan tidak ada pembagian dividen dari laba bersih perseroan tahun buku 2019, dan membagikan dividen tunai sebesar US$c30 juta, yang berasal dari laba ditahan perseroan tanggal 31 Desember 2019 untuk 5.210.192.000 saham perseroan, dengan nilai tukar berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal 22 April 2020," tulis hasil RUPST INDY, yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, Senin (27/4/2020).
Adpun jadwal pembagian dividen tunai Tahun Buku 2019 INDY adalah sebagai berikut:
- Penentuan Daftar Pemegang Saham yang berhak atas dividen (recording date) pada tanggal 5 Mei 2020; dan
- Tanggal pembayaran/pendistribusian Dividen Tunai, tanggal 20 Mei 2020.
- Memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembagian Dividen Tunai tersebut dan untuk melakukan semua tindakan yang diperlukan. Pembayaran Dividen Tunai akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan perpajakan dan ketentuan lainnya yang berlaku.
Sepanjang 2019, Indika mengalami kerugian bersih senilai US$ 18,16 juta atau setara Rp 290,56 miliar (asumsi kurs Rp 16.000/US$). Nilai ini jelas-jelas berbanding terbalik dengan capaian kinerja perusahaan di periode yang sama tahun sebelumnya yang berhasil mengantongi laba bersih sebesar US$ 82,42 juta.
Nilai laba per saham perusahaan ikut tergerus menjadi negatif US$ 0,0035 dari sebelumnya senilai US$ 0,0154.
Sepanjang tahun lalu pendapatan perusahaan tercatat senilai US$ 2,78 miliar (Rp 44,52 triliun). Nilai ini turun 6,08% secara year on year (YoY) dari posisi US$ 2,96 miliar di akhir Desember 2018.
Dalam RUPST tersebut para pemegang saham memutuskan menerima Laporan Tahunan 2019, mengesahkan Laporan Keuangan tahun 2019, memberikan pembebasan sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi dan Komisaris atas segala tindakan pengurusan dan pengawasan yang dilaksanakan dalam tahun 2019.
Pemegang saham juga menyetujui penggunaan laba perseroan dan pembagian dividen tunai dari laba ditahan perseroan tanggal 31 Desember 2019 sebesar US$ 30 juta, dengan nilai tukar berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal 22 April 2020 atau sebesar US$ 0,005758 per saham.
"Menetapkan tidak ada pembagian dividen dari laba bersih perseroan tahun buku 2019, dan membagikan dividen tunai sebesar US$c30 juta, yang berasal dari laba ditahan perseroan tanggal 31 Desember 2019 untuk 5.210.192.000 saham perseroan, dengan nilai tukar berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal 22 April 2020," tulis hasil RUPST INDY, yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, Senin (27/4/2020).
- Penentuan Daftar Pemegang Saham yang berhak atas dividen (recording date) pada tanggal 5 Mei 2020; dan
- Tanggal pembayaran/pendistribusian Dividen Tunai, tanggal 20 Mei 2020.
- Memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembagian Dividen Tunai tersebut dan untuk melakukan semua tindakan yang diperlukan. Pembayaran Dividen Tunai akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan perpajakan dan ketentuan lainnya yang berlaku.
Sepanjang 2019, Indika mengalami kerugian bersih senilai US$ 18,16 juta atau setara Rp 290,56 miliar (asumsi kurs Rp 16.000/US$). Nilai ini jelas-jelas berbanding terbalik dengan capaian kinerja perusahaan di periode yang sama tahun sebelumnya yang berhasil mengantongi laba bersih sebesar US$ 82,42 juta.
Nilai laba per saham perusahaan ikut tergerus menjadi negatif US$ 0,0035 dari sebelumnya senilai US$ 0,0154.
Sepanjang tahun lalu pendapatan perusahaan tercatat senilai US$ 2,78 miliar (Rp 44,52 triliun). Nilai ini turun 6,08% secara year on year (YoY) dari posisi US$ 2,96 miliar di akhir Desember 2018.
(tas/hps) Next Article Indika Energy Terbuka untuk Revisi Target Produksi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular