Dolar Singapura Menguat Tajam Ke Rp 10.885, Ada Apa?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 April 2020 10:46
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dolar Singapura (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat tajam melawan rupiah pada perdagangan Kamis (23/4/2020), padahal sentimen pelaku pasar global mulai membaik setelah harga minyak mentah merangkak naik. Kala sentimen membaik, rupiah biasanya perkasa, tapi tidak pagi ini.

Pada pukul 10:20 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 10.885,71, dolar Singapura menguat 0,89% di pasar spot melansir data Refinitiv.

Meski demikian, dolar Singapura saat ini masih berada di dekat level terlemah 1 bulan, dan sepanjang bulan April hingga Rabu kemarin telah anjlok 5,87%. Pelemahan yang cukup besar tersebut tentunya memicu koreksi yang membuat dolar Singapura menguat meski sentimen pelaku pasar sedang membaik.

Harga minyak mentah kembali menguat pada hari ini setelah ambrol di awal pekan. Minyak jenis Brent menguat sekitar 3% dan kembali ke atas US$ 20/barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat nyaris 4% diperdagangkan di kisaran US$ 14/barel pagi ini, berdasarkan data Refinitiv.



Dolar Singapura sebenarnya dalam kondisi kurang bagus akibat jumlah kasus penyakit yang disebabkan virus corona (COVID-19) kini sudah lebih dari 10.000 kasus.

Akibatnya, Perdana Menteri Lee Hsien Loong memperpanjang kebijakan kebijakan "semi-lockdown" atau yang disebut dengan "circuit breaker". Seharusnya kebijakan tersebut berakhir 4 Mei, tetapi kini diperpanjang hingga 1 Juni.

Kebijakan tersebut mulai diterapkan pada Selasa (7/4/2020), warga diminta untuk tetap tinggal di rumah, dan sekolah-sekolah juga diliburkan sehari setelahnya. Hanya layanan penting seperti pasar, supermarket, klinik, rumah sakit, transportasi dan perbankan yang diperbolehkan buka.



Singapura merupakan salah satu negara yang terpapar COVID-19 sejak awal kemunculannya, bahkan sempat menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua setelah China. Tetapi, Singapura mampu meredam penyebarannya, hingga pertengahan Maret total jumlah kasus sekitar 200-an orang.

Tetapi setelahnya, Negeri Merlion menghadapi "serangan" virus corona gelombang kedua. Sebabnya, warga negara Singapura yang tinggal di Eropa maupun Amerika Serikat (AS) "mudik" setelah Eropa kemudian AS menjadi episentrum penyebaran COVID-19.

Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan total kasus COVID-19 saat ini sebanyak 10.141 orang.

Dampaknya, Singapura mengalami lonjakan kasus, hingga hari ini jumlah kasus tercatat lebih dari 10.000 orang, meroket dibandingkan pertengahan Maret lalu yang hanya 200-an.


[Gambas:Video CNBC]




TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/hps) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular