Harga Minyak Terendah Sepanjang Masa, Dolar Obrak-abrik Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 April 2020 10:08
Penukaran uang
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Hari ini, bukti keganasan virus corona (Coronavirus Desease-2019/Covid-19) bertambah satu lagi. Gara-gara virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini, harga minyak dunia jatuh sejatuh-jatuhnya.

Pada pukul 09:37 WIB, harga minyak jenis light sweet berada di US$ 1,17/barel. Anjlok 103,11% dibandingkan hari sebelumnya. Bahkan dini hari tadi harga minyak jenis ini sempat minus, jadi orang yang membeli malah mendapat uang. Harga minyak negatif jadi kejadian pertama sepanjang sejarah.


Sebenarnya ini lebih karena posisi kontrak. Harga yang rendah itu adalah posisi kontrak pengiriman Mei yang berakhir 21 April waktu AS. Saat ini harga acuan masih mengacu ke kontrak tersebut.

Padahal seiring waktu yang sudah hampir berakhir, tidak ada yang mau membeli minyak di kontrak tersebut. Saat ini pembeli sudah terkonsentrasi di kontrak pengiriman Juni yang berakhir 19 Mei. Harga minyak light sweet untuk kontrak itu masih normal, berada di atas US$ 20/barel.

Namun ini tidak menutup fakta bahwa biasanya peralihan masa kontrak berlangsung mulus tanpa gejolak. Sekarang ada kekhawatiran prospek harga minyak bakal suram seiring lemahnya permintaan.

Penyebabnya apa lagi kalau bukan pandemi virus corona. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, per 20 April ada 2.314.621 pasien positif corona di seluruh dunia. Bertambah 72.846 orang dari hari sebelumnya.

Sementara jumlah pasien meninggal dunia tercatat 157.847 orang. Bertambah 5.296 orang.


Begitu cepat dan masifnya penyebaran virus ini membuat pemerintah di berbagai negara terpaksa membatasi kegiatan masyarakat. Maklum, virus bakal menyebar ketika semakin banyak orang membuat interaksi dan kontak dalam jarak dekat.

Kini, manusia tidak lagi berlaku seperti makhluk sosial. Pembatasan sosial alias social distancing menjadi norma baru, kedekatan menjadi hal yang tabu.

Akibatnya, segala bentuk aktivitas yang membuat orang berada dalam jarak dekat (apalagi dalam kerumuman) tidak dianjurkan, bahkan dilarang. Sekolah diliburkan, kantor dan pabrik ditutup, restoran tidak boleh melayani makan-minum di tempat, rumah ibadah tidak bisa menampung jamaah, dan sebagainya.

Ini membuat aktivitas publik seakan berhenti, pemandangan kota bak video game Silent Hill terjadi di mana-mana. Roda ekonomi yang nyaris berhenti berputar membuat resesi menjadi sebuah keniscayaan.


Dampak lainnya adalah harga minyak menjadi anjlok, karena memang permintaan turun tajam. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) berkurang karena mobil, sepeda motor, sampai pesawat terbang tidak beroperasi akibat social distancing.

Rystad Energy, lembaga riset yang berkantor pusat di Oslo (Norwegia), memperkirakan permintaan minyak dunia tahun ini turun 27,5 juta barel/hari. Permintaan BBM pesawat terbang alias jet fuel pada 2020 diperkirakan hanya 2,3 juta barel/hari, jauh dibandingkan proyeksi sebelum virus corona merebak yaitu 7,3 juta barel/hari.

"Apa yang terjadi di pasar komoditas, terutama minyak, adalah puncak manifestasi dari roda ekonomi yang tidak berputar. Ini menjadi sentimen negatif terbesar yang menghantui pasar," tegas Juan Perez, Senior Currency Trader di Tempus Inc, dikutip dari Reuters.



(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular