Gegara China, Kurs Dolar Singapura Balik Melemah ke Rp 10.807

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 April 2020 13:33
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dolar Singapura (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Senin (20/4/2020) siang, padahal pagi tadi sempat menguat cukup tajam. China yang mengirim kabar bagus ke pasar finansial hai ini membuat sentimen pelaku pasar membaik, dan rupiah pun kembali perkasa

Pada pukul 12:46 WIB, SG$ setara Rp 10.807,68, dolar Singapura melemah 0,17% di pasar spot melansir data Refinitiv. Di awal perdagangan, mata uang Negeri Merlion ini sempat menguat 0,63% di Rp 10.893,74/SG$.

Bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) hari ini memangkas suku bunga (loan prime rate/LPR) tenor 1 tahun menjadi 3,85% dari sebelumnya 4,05%, dan LPR tenor 5 tahun juga dipangkas menjadi 4,65% dari sebelumnya 4,75%.

Ini merupakan kali kedua PBoC memangkas LPR di tahun ini, tujuannya tentu saja untuk menambah likuiditas dan memacu perekonomian yang merosot akibat penyebaran penyakit virus corona (Covid-19).

Pemangkasan suku bunga PBoC terbukti mengangkat sentimen pelaku pasar hari ini. Roda perekonomian China diharapkan semakin berputar cepat, sehingga ekonominya bisa segera bangkit dari keterpurukan di kuartal I-2020 (berkontraksi 6,8%) lalu akibat penyebaran penyakit virus corona (Covid-19).

Ketika ekonomi China bangkit, maka akan menjadi awal yang bagus bagi perekonomian global saat pandemi Covid-19 berhasil dihentikan.

Rupiah yang sebelumnya melemah pun berbalik menguat akibat pemangkasan suku bunga PBoC.



Di sisi lain, dolar Singapura juga tidak berada dalam kondisi bagus akibat penyebaran Covid-19 yang masih dalam tren naik, meski pemerintahnya sudah menetapkan kebijakan "semi-lockdown" atau yang disebut dengan "circuit breaker". Warga diminta untuk tetap di rumah, tempat kerja ditutup mulai Selasa (7/4/2020) kemarin, dan sekolah diliburkan sehari setelahnya.

Hanya layanan penting seperti pasar, supermarket, klinik, rumah sakit, transportasi dan perbankan yang diperbolehkan buka. Status ini, menurut Perdana Menteri Lee Hsien Loong dilakukan guna memutus rantai penyebaran pandemi corona.

Kebijakan tersebut belum efektif meredam penyebaran virus corona. Jumlah kasus di Singapura bahkan terus mencetak rekor penambahan tertinggi harian pada pekan lalu. Hingga Minggu kemarin, total kasus tercatat sebanyak 6.588 kasus.

Singapura merupakan salah satu negara yang terpapar COVID-19 sejak awal kemunculannya, bahkan sempat menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua setelah China. Tetapi, Singapura mampu meredam penyebarannya, hingga pertengahan Maret total jumlah kasus sekitar 200-an orang.

Tetapi setelahnya, Negeri Merlion menghadapi "serangan" virus corona gelombang kedua. Sebabnya, warga negara Singapura yang tinggal di Eropa maupun Amerika Serikat (AS) "mudik" setelah Eropa kemudian AS menjadi episentrum penyebaran Covid-19.

Dampaknya, Singapura mengalami lonjakan kasus hingga di atas 6.000 orang.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


[Gambas:Video CNBC]





(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular