
S&P Pangkas Proyeksi Pertumbuhan 2020 RI ke 1,8%

Jakarta, CNBC Indonesia - S&P Global Ratings memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia turun menjadi 1,8% tahun ini. Apabila terwujud, itu akan menjadi pertumbuhan terendah sejak 1999. Namun demikian, lembaga pemeringkat itu mengatakan ekonomi RI bakal pulih (rebound) dalam satu atau dua tahun ke depan.
"Pemerintah telah memperkenalkan langkah-langkah fiskal yang berani, yang seharusnya membantu mencegah kekacauan ekonomi jangka panjang, dan kami memperkirakan tingkat pertumbuhan jangka panjang Indonesia akan tetap jauh di atas rata-rata yang dicapai oleh negara-negara sejenisnya." tulis S&P dalam rilis resminya, Jumat (17/4/2020).
"Kinerja jangka panjang Indonesia yang unggul merupakan indikasi dinamika ekonomi struktural yang konstruktif di Indonesia."
Lembaga itu juga menyebut bahwa pemerintah telah cukup sigap dalam menghadapi tantangan yang dibawa pandemi Covid-19 terhadap ekonominya dengan berbagai langkah yang diluncurkannya.
Salah satunya adalah keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menandatangani Perpu Nomor 1 Tahun 2020 pada awal April. Aturan itu memungkinkan defisit anggaran pemerintah untuk melampaui 3% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Peraturan tersebut juga memungkinkan Bank Indonesia untuk membeli obligasi di pasar obligasi primer berdasarkan upaya terakhir, yang secara efektif mengubah aturan yang telah lama diberlakukan setelah Krisis Keuangan Asia.
"Perppu akan memungkinkan pemerintah untuk membelanjakan lebih banyak, dan memudahkan pengumpulan pendapatan, untuk mendukung perekonomian dan mengatasi krisis kesehatan masyarakat yang terus berkembang hingga tahun 2022," jelas S&P.
Lebih lanjut, S&P menyebut bahwa laju pemulihan ekonomi Indonesia setelah berakhirnya pandemi global akan sangat tergantung pada kemampuan pihak berwenang untuk menahan kerusakan struktural terhadap ekonomi selama krisis akut pada tahun 2020 berlangsung.
"Perubahan yang direncanakan pada lingkungan bisnis yang diusulkan dalam RUU omnibus pemerintah dapat membantu menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat dalam jangka menengah," tulis S&P.
(res/res) Next Article Tidak Downgrade, S&P Revisi Prospek Utang RI Jadi Negatif