Ekonomi China -6,8% Tapi Rupiah Menguat 1,6%, Sangar Betul...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 April 2020 10:09
valas
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Lagipula, pelaku pasar sudah mengira bahwa angka pertumbuhan ekonomi China bakal jeblok. Jadi pengumuman hari ini sudah masuk hitungan, sudah priced-in, sudah ketaker.

Pelaku pasar pun memilih untuk berpikir positif. Kebetulan situasi sedang mendukung untuk itu karena penyebaran virus corona terus menunjukkan tanda-tanda perlambatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 16 April 2020 adalah 1.991.562 orang. Bertambah 76.647 orang dibandingkan hari sebelumnya.

Tambahan 76.647 orang sama dengan 4% dibandingkan sehari sebelumnya. Sejak 30 Maret, persentase laju pertumbuhan kasus baru semakin stabil di kisaran satu digit. Ini menandakan kurva jumlah pasien semakin melandai sehingga bukan tidak mungkin dalam waktu dekat bakal bergerak turun.

Sementara di AS, negara dengan kasus corona terbanyak di dunia, perkembangannya juga positif. Data US Centers for Desease Control and Prevention (CDC) menyebutkan jumlah pasien corona di Negeri Paman Sam adalah 632.548. Bertambah 4,49% dibandingkan hari sebelumnya.

Kenaikan 4,49% lebih rendah dibandingkan pertumbuhan hari sebelumnya yang sebesar 4,56%. Sejak 8 April, persentase kenaikan kasus corona di AS bertahan di kisaran satu digit dengan kecenderungan menurun.


Perkembangan ini membawa asa bahwa virus corona bukan akhir dari segalanya. Ternyata kita bisa bangkit dan memulihkan kembali aktivitas ekonomi yang nyaris lumpuh.

Harapan ini membuat investor tidak lagi bermain aman. Aset-aset berisiko yang harganya sudah ambles seambles-amblesnya kini menjadi barang koleksi yang seksi. Arus modal asing mengalir ke pasar keuangan negara-negara, termasuk Indonesia. Hasilnya, rupiah mampu menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular