
Obat Anti-Corona Bereaksi, Bursa Asia & IHSG Ceria Pagi Ini
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
17 April 2020 09:20

Pada pukul 09.00 WIB, China merilis data ekonominya yakni pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), data penjualan eceran dan produksi industri untuk periode kuartal pertama. Hasilnya bisa dibayangkan. Rilis data tersebut sudah menunjukkan ngerinya dampak wabah corona yang diyakini berasal dari China itu terhadap perekonomian.
Ekonomi China mengalami kontraksi sebesar -6,8% (yoy) (konsensus -6,5%) pada kuartal pertama ini. Realita pertumbuhan ekonomi China kuartal pertama lebih pahit dari yang dibayangkan.
Sementara untuk penjualan ritel bulan Maret terkontraksi sebesar -15,8% (yoy) (konsensus -10%) dan produksi industri juga terkontraksi sebesar -1,1% (yoy) (konsensus -7,3%). Hal ini sudah diantisipasi memang oleh banyak orang. Sekarang yang terpenting adalah raksasa ekonomi terbesar kedua di dunia itu sudah mulai berangsur-angsur pulih ekonominya.
Walau mengalami penguatan di pagi hari, kinerja IHSG di sepanjang tahun ini masih tertekan akibat merebaknya pandemi corona di luar maupun dalam negeri. Hingga kemarin, IHSG sudah terkoreksi 3,16% dalam sepekan. Sejak awal tahun indeks bursa saham domestik terbenam di zona pesakitan dengan koreksi signifikan nyaris 29%.
Investor asing terus memperpanjang jaraknya dengan bursa saham RI. Hal ini tercermin dari aksi jual bersih yang sangat fantastis yang mereka lakukan. Kemarin saja, asing keluar Rp 1,19 T. Jika ditarik mundur ke awal tahun, asing telah kabur dari dalam negeri sebesar Rp 14,35 T.
Melihat kasus infeksi corona yakin melonjak dan parah di dalam negeri. Kebijakan pemerintah yang masih menemui berbagai kendala dan tantangan serta belum terasa efektivitasnya hingga dampak ekonomi yang mulai terasa, wajar saja kalau investor asing jadi ragu dan jaga jarak dari bursa saham Indonesia untuk sementara ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Ekonomi China mengalami kontraksi sebesar -6,8% (yoy) (konsensus -6,5%) pada kuartal pertama ini. Realita pertumbuhan ekonomi China kuartal pertama lebih pahit dari yang dibayangkan.
Sementara untuk penjualan ritel bulan Maret terkontraksi sebesar -15,8% (yoy) (konsensus -10%) dan produksi industri juga terkontraksi sebesar -1,1% (yoy) (konsensus -7,3%). Hal ini sudah diantisipasi memang oleh banyak orang. Sekarang yang terpenting adalah raksasa ekonomi terbesar kedua di dunia itu sudah mulai berangsur-angsur pulih ekonominya.
Investor asing terus memperpanjang jaraknya dengan bursa saham RI. Hal ini tercermin dari aksi jual bersih yang sangat fantastis yang mereka lakukan. Kemarin saja, asing keluar Rp 1,19 T. Jika ditarik mundur ke awal tahun, asing telah kabur dari dalam negeri sebesar Rp 14,35 T.
Melihat kasus infeksi corona yakin melonjak dan parah di dalam negeri. Kebijakan pemerintah yang masih menemui berbagai kendala dan tantangan serta belum terasa efektivitasnya hingga dampak ekonomi yang mulai terasa, wajar saja kalau investor asing jadi ragu dan jaga jarak dari bursa saham Indonesia untuk sementara ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Pages
Most Popular