
Simak 8 Kabar Sebelum Mulai Bertransaksi Saham Hari Ini
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
17 April 2020 08:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan jual yang begitu massif sepanjang perdagangan Kamis kemarin (16/4/2020) membuat Indeks Harga Saham Gabungan terbenam di teritori negatif dengan pelemahan 3,14% ke level 4.480,607.
Sentimen ini tidak terlepas dari proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan ekonomi global akan mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif (-3%) pada tahun ini. Anjlok 6,3 poin persentase dibandingkan proyeksi yang dibuat pada Januari.
Alhasil, transaksi perdagangan di bursa Kamis kemarin mencapai Rp 6,54 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 1,19 triliun di pasar reguler dan non-reguler.
Perdagangan saham di bursa domestik kemarin juga dipengaruhi oleh sejumlah kabar dari pasar. Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan menjelang tutup pekan ini, Jumat (17/4/2020):
1.Kena Dampak Covid-19, OJK Beri Panduan PSAK untuk Bank
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali memberikan panduan kepada perbankan dalam hal penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 tentang Instrumen Keuangan dan PSAK 68 tentang Pengukuran Nilai Wajar di masa pandemi Covid-19.
Panduan ini dirilis terkait dengan dampak pandemi Covid-19 yang telah menimbulkan ketidakpastian ekonomi global dan domestik serta secara signifikan memengaruhi pertimbangan (judgement) entitas dalam menyusun laporan keuangan.
Panduan ini mengacu pada POJK No. 11/POJK.03/2020 serta panduan Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) yang dikeluarkan pada 2 April 2020 tentang Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Penerapan PSAK 8 - Peristiwa setelah Periode Pelaporan dan PSAK 71 - Instrumen Keuangan.
2. Mau Dicaplok Bangkok Bank, Permata Tak Bagi Dividen
Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) memutuskan tidak membagikan dividen untuk laba bersih tahun buku 2019.
Rapat menyetujui penggunaan laba bersih Bank Permata sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun 2019 sebagai laba ditahan dan penambahan cadangan wajib untuk memenuhi PSAK 71 dan 73.
Meskipun demikian, manajemen Bank Permata memastikan proses akuisi saham oleh Bangkok Bank tetap berjalan seperti biasa meskipun sedang pandemi Covid-19.
"Sampai saat ini masih sesuai rencana akuisisi," kata Head of Corporate Affairs PermataBank, Richele Maramis, saat dikonfirmasi CNBC Indonesia, Selasa (14/4/2020).
3.Duh! Laba Antam Sepanjang 2019 Kok Anjlok 88%?
Emiten pertambangan BUMN, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan penurunan laba bersih cukup tajam pada periode laporan keuangan tahun 2019.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk anjlok 88,15% menjadi Rp 193,85 miliar dari tahun sebelumnya Rp 1,63 triliun. Dengan penurunan laba bersih, nilai laba per saham juga anjlok menjadi Rp 8,07 per saham dari tahun 2018 sebesar Rp 68,08 per saham.
Sepanjang tahun 2019, Antam tercatat membukukan kenaikan pendapatan 29,44% menjadi Rp 32,71 triliun dari periode akhir Desember sebesar Rp 25,27 triliun. Namun, beban pokok penjulan meroket 37,15% menjadi Rp 28,27 triliun dari tahun sebelumnya Rp 20,61 triliun.
4. 3 Direksi BCA Borong Saham BBCA Miliaran Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyampaikan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia terkait pembelian saham oleh tiga direksi perseroan. Pembelian saham yang dilakukan oleh tiga direksi tersebut dilakukan serempak pada Rabu (15/4/2020).
Harga rata-rata pembelian saham BBCA di kisaran Rp27.829,07 per saham dengan total sebanyak 336.050 lembar saham senilai Rp 9,3 miliar yang dilakukan pada Rabu (15/4).
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja tercatat membeli 177.835 unit saham bank swasta terbesar tersebut pada harga Rp27.829.07/unit. Dengan demikian kepemilikan Jahja bertambah menjadi 8.105.463 unit dari 7.927.628 unit.
Lalu Wakil Direktur Utama BCA Budiman Suwignyo sebanyak 81.749 lembar pada harga Rp27.829,07. Dengan demikian kepemilikan bertambah jadi 7.556.800 unit dari sebelumnya 7.475.051unit.
Terakhir Direktur Tan Ho Hien/Subur lakukan pembelian saham BBCA sebanyak 76.466 lembar saham sehingga kepemilikannya bertambah menjadi 2.849.792 lembar saham dari 2.773.326 lembar saham.
5. Kabar Gembira Emiten Rokok! Boleh Puasa Bayar Cukai 3 Bulan
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali memberikan insentif kepada sektor usaha yang terdampak virus corona atau Covid-19. Tidak cukup hanya insentif perpajakan dan bea masuk barang impor, kali ini untuk sektor cukai.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), saat ini menunda para pelaku usaha melakukan pembayaran pita cukai rokoknya. Hal ini sebagai akibat dari tersendatnya logistik barang kena cukai di pasaran karena pandemi virus Corona atau Covid 19.
Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 30/PMK.04/2020 tentang Perubahan Atas PMK Nomor 57/PMK.04/2017 tentang Penundaan Pembayaran Cukai untuk Pengusaha Pabrik atau Importir Barang Kena Cukai yang Melaksanakan Pelunasan dengan Cara Pelekatan Pita Cukai.
6. Alim Markus Lepas Bank Maspion, Berapa Kira-kira Nilainya?
PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) bakal melepas 30,01% sahamnya ke perusahaan asal Thailand, Kasikornbank Public Company Limited. Kedua perusahaan telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat (conditional sales and purchase agreement/CSPA) pada 13 April 2020 lalu.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kasikornbank melakukan pembelian ini melalui anak usahanya Kasikorn Vision Co. Ltd (KVision).
Dua direktur Bank Maspion Iis Herijati dan Th Endah Winarni mengatakan saham yang akan dibeli ini merupakan milik sejumlah pemegang saham eksisting baik korporasi maupun individual.
Mengacu pada total saham yang akan dijual pemegang saham lama Bank Maspion yakni 30,01% atau setara dengan 1.333.482.808 saham BMAS.
Maka, dengan asumsi harga rata-rata pada perdagangan Kamis (16/4) di level Rp 314/saham, maka para pemegang saham lama termasuk Grup Maspion akan menerima dana setidaknya Rp 419 miliar.
7. Laba MAPI Tembus Rp 933 M di 2019, Saham Masih Anjlok 41%
Emiten peritel gaya hidup, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 933,49 miliar sepanjang tahun 2019, naik 26,86% dari periode tahun sebelumnya Rp 735,82 miliar.
Dengan demikian, nilai laba per saham perseroan juga mengalami kenaikan menjadi Rp 56 per saham dari tahun 2018 sebesar Rp 44 per saham.
Mengacu laporan keuangan perusahaan bersandi MAPI yang dipublikasikan Kamis (16/4/2020), pada 2019, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan 14,04% menjadi Rp 21,57 triliun dari tahun sebelumnya Rp 18,92 triliun.
8. Gandeng Bill Gates, Bio Farma Bakal Proses Vaksin Covid-19
PT Bio Farma (Persero) tengah dalam pengajuan untuk melanjutkan riset dan pengembangan (research and development/R&D) vaksin virus corona (Covid-19).
Pengembangan ke tahap yang lebih lanjut ini dilakukan dengan bekerjasama dengan lembaga kesehatan yang didirikan oleh Bill Gates, yakni Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations/CEPI).
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan lembaga ini masih dalam tahap pengembangan vaksin di internalnya. Rencananya Bio Farma nantinya akan melanjutkan pengembangan tersebut di laboratorium miliknya.
(hps/hps) Next Article Realisasi Buyback Kecil, Hingga Lapkeu Q1 Mengecewakan
Sentimen ini tidak terlepas dari proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan ekonomi global akan mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif (-3%) pada tahun ini. Anjlok 6,3 poin persentase dibandingkan proyeksi yang dibuat pada Januari.
Alhasil, transaksi perdagangan di bursa Kamis kemarin mencapai Rp 6,54 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 1,19 triliun di pasar reguler dan non-reguler.
1.Kena Dampak Covid-19, OJK Beri Panduan PSAK untuk Bank
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali memberikan panduan kepada perbankan dalam hal penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 tentang Instrumen Keuangan dan PSAK 68 tentang Pengukuran Nilai Wajar di masa pandemi Covid-19.
Panduan ini dirilis terkait dengan dampak pandemi Covid-19 yang telah menimbulkan ketidakpastian ekonomi global dan domestik serta secara signifikan memengaruhi pertimbangan (judgement) entitas dalam menyusun laporan keuangan.
Panduan ini mengacu pada POJK No. 11/POJK.03/2020 serta panduan Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) yang dikeluarkan pada 2 April 2020 tentang Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Penerapan PSAK 8 - Peristiwa setelah Periode Pelaporan dan PSAK 71 - Instrumen Keuangan.
2. Mau Dicaplok Bangkok Bank, Permata Tak Bagi Dividen
Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) memutuskan tidak membagikan dividen untuk laba bersih tahun buku 2019.
Rapat menyetujui penggunaan laba bersih Bank Permata sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun 2019 sebagai laba ditahan dan penambahan cadangan wajib untuk memenuhi PSAK 71 dan 73.
Meskipun demikian, manajemen Bank Permata memastikan proses akuisi saham oleh Bangkok Bank tetap berjalan seperti biasa meskipun sedang pandemi Covid-19.
"Sampai saat ini masih sesuai rencana akuisisi," kata Head of Corporate Affairs PermataBank, Richele Maramis, saat dikonfirmasi CNBC Indonesia, Selasa (14/4/2020).
3.Duh! Laba Antam Sepanjang 2019 Kok Anjlok 88%?
Emiten pertambangan BUMN, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan penurunan laba bersih cukup tajam pada periode laporan keuangan tahun 2019.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk anjlok 88,15% menjadi Rp 193,85 miliar dari tahun sebelumnya Rp 1,63 triliun. Dengan penurunan laba bersih, nilai laba per saham juga anjlok menjadi Rp 8,07 per saham dari tahun 2018 sebesar Rp 68,08 per saham.
Sepanjang tahun 2019, Antam tercatat membukukan kenaikan pendapatan 29,44% menjadi Rp 32,71 triliun dari periode akhir Desember sebesar Rp 25,27 triliun. Namun, beban pokok penjulan meroket 37,15% menjadi Rp 28,27 triliun dari tahun sebelumnya Rp 20,61 triliun.
4. 3 Direksi BCA Borong Saham BBCA Miliaran Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyampaikan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia terkait pembelian saham oleh tiga direksi perseroan. Pembelian saham yang dilakukan oleh tiga direksi tersebut dilakukan serempak pada Rabu (15/4/2020).
Harga rata-rata pembelian saham BBCA di kisaran Rp27.829,07 per saham dengan total sebanyak 336.050 lembar saham senilai Rp 9,3 miliar yang dilakukan pada Rabu (15/4).
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja tercatat membeli 177.835 unit saham bank swasta terbesar tersebut pada harga Rp27.829.07/unit. Dengan demikian kepemilikan Jahja bertambah menjadi 8.105.463 unit dari 7.927.628 unit.
Lalu Wakil Direktur Utama BCA Budiman Suwignyo sebanyak 81.749 lembar pada harga Rp27.829,07. Dengan demikian kepemilikan bertambah jadi 7.556.800 unit dari sebelumnya 7.475.051unit.
Terakhir Direktur Tan Ho Hien/Subur lakukan pembelian saham BBCA sebanyak 76.466 lembar saham sehingga kepemilikannya bertambah menjadi 2.849.792 lembar saham dari 2.773.326 lembar saham.
5. Kabar Gembira Emiten Rokok! Boleh Puasa Bayar Cukai 3 Bulan
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali memberikan insentif kepada sektor usaha yang terdampak virus corona atau Covid-19. Tidak cukup hanya insentif perpajakan dan bea masuk barang impor, kali ini untuk sektor cukai.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), saat ini menunda para pelaku usaha melakukan pembayaran pita cukai rokoknya. Hal ini sebagai akibat dari tersendatnya logistik barang kena cukai di pasaran karena pandemi virus Corona atau Covid 19.
Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 30/PMK.04/2020 tentang Perubahan Atas PMK Nomor 57/PMK.04/2017 tentang Penundaan Pembayaran Cukai untuk Pengusaha Pabrik atau Importir Barang Kena Cukai yang Melaksanakan Pelunasan dengan Cara Pelekatan Pita Cukai.
6. Alim Markus Lepas Bank Maspion, Berapa Kira-kira Nilainya?
PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) bakal melepas 30,01% sahamnya ke perusahaan asal Thailand, Kasikornbank Public Company Limited. Kedua perusahaan telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat (conditional sales and purchase agreement/CSPA) pada 13 April 2020 lalu.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kasikornbank melakukan pembelian ini melalui anak usahanya Kasikorn Vision Co. Ltd (KVision).
Dua direktur Bank Maspion Iis Herijati dan Th Endah Winarni mengatakan saham yang akan dibeli ini merupakan milik sejumlah pemegang saham eksisting baik korporasi maupun individual.
Mengacu pada total saham yang akan dijual pemegang saham lama Bank Maspion yakni 30,01% atau setara dengan 1.333.482.808 saham BMAS.
Maka, dengan asumsi harga rata-rata pada perdagangan Kamis (16/4) di level Rp 314/saham, maka para pemegang saham lama termasuk Grup Maspion akan menerima dana setidaknya Rp 419 miliar.
7. Laba MAPI Tembus Rp 933 M di 2019, Saham Masih Anjlok 41%
Emiten peritel gaya hidup, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 933,49 miliar sepanjang tahun 2019, naik 26,86% dari periode tahun sebelumnya Rp 735,82 miliar.
Dengan demikian, nilai laba per saham perseroan juga mengalami kenaikan menjadi Rp 56 per saham dari tahun 2018 sebesar Rp 44 per saham.
Mengacu laporan keuangan perusahaan bersandi MAPI yang dipublikasikan Kamis (16/4/2020), pada 2019, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan 14,04% menjadi Rp 21,57 triliun dari tahun sebelumnya Rp 18,92 triliun.
8. Gandeng Bill Gates, Bio Farma Bakal Proses Vaksin Covid-19
PT Bio Farma (Persero) tengah dalam pengajuan untuk melanjutkan riset dan pengembangan (research and development/R&D) vaksin virus corona (Covid-19).
Pengembangan ke tahap yang lebih lanjut ini dilakukan dengan bekerjasama dengan lembaga kesehatan yang didirikan oleh Bill Gates, yakni Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations/CEPI).
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan lembaga ini masih dalam tahap pengembangan vaksin di internalnya. Rencananya Bio Farma nantinya akan melanjutkan pengembangan tersebut di laboratorium miliknya.
(hps/hps) Next Article Realisasi Buyback Kecil, Hingga Lapkeu Q1 Mengecewakan
Most Popular