
Duh! Laba Antam Sepanjang 2019 Kok Anjlok 88%?
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
16 April 2020 15:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan BUMN, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan penurunan laba bersih cukup tajam pada periode laporan keuangan tahun 2019.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk anjlok 88,15% menjadi Rp 193,85 miliar dari tahun sebelumnya Rp 1,63 triliun. Dengan penurunan laba bersih, nilai laba per saham juga anjlok menjadi Rp 8,07 per saham dari tahun 2018 sebesar Rp 68,08 per saham.
Sepanjang tahun 2019, Antam tercatat membukukan kenaikan pendapatan 29,44% menjadi Rp 32,71 triliun dari periode akhir Desember sebesar Rp 25,27 triliun. Namun, beban pokok penjulan meroket 37,15% menjadi Rp 28,27 triliun dari tahun sebelumnya Rp 20,61 triliun.
Sekretaris Perusahaan Antam, Kunto Hendrapawoko mengatakan, pada tahun 2019, penjualan emas Antam mencapai 34.016 kg, naik 22% secara tahunan yang memberikan kontribusi 69% terhadap pendapatan perseroan atau setara Rp 22,46 triliun. Sedangkan penjualan bijih nikel mencapai 7,6 juta wet metric ton dengan kontribusi terhadap pendapatan 11% atau setara Rp 3,70 triliun.
Namun demikian, beban usaha juga meningkat menjadi Rp 3,49 triliun dari sebelumnya Rp 3,10 triliun. Jika pada tahun sebelumnya, Antam mendapatkan keuntungan dari akuisisi sebesar Rp 2,22 triliun, pada tahun 2019 pos tersebut tidak lagi ada, sehingga laba sebelum pajak penghasilan Antam turun cukup drastis pada 2019 menjadi Rp 697,03 miliar dari sebelumnya Rp 2,01 triliun.
Pada 2019, Antam memang mengakuisisi saham mayoritas PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA).
"Pencapaian kinerja tahun 2019 menjadi landasan perseroan untuk meningkatkan kinerja tahun 2020 dalam mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dengan mengedepankan pengelolaan biaya yang efisien, menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan," tulis manajemen Antam, Kamis (16/4/2020) di laman keterbukaan informasi BEI.
Total aset perusahaan tambang pelat merah ini hingga 31 Desember tercatat sebesar Rp 30,19 triliun dengan liabilitas Rp 12,06 triliun dan ekuitas Rp 18,13 triliun.
(hps/hps) Next Article Saham ANTM Nyungsep Berhari-hari Hingga ARB, Karena Ini?
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk anjlok 88,15% menjadi Rp 193,85 miliar dari tahun sebelumnya Rp 1,63 triliun. Dengan penurunan laba bersih, nilai laba per saham juga anjlok menjadi Rp 8,07 per saham dari tahun 2018 sebesar Rp 68,08 per saham.
Sepanjang tahun 2019, Antam tercatat membukukan kenaikan pendapatan 29,44% menjadi Rp 32,71 triliun dari periode akhir Desember sebesar Rp 25,27 triliun. Namun, beban pokok penjulan meroket 37,15% menjadi Rp 28,27 triliun dari tahun sebelumnya Rp 20,61 triliun.
Namun demikian, beban usaha juga meningkat menjadi Rp 3,49 triliun dari sebelumnya Rp 3,10 triliun. Jika pada tahun sebelumnya, Antam mendapatkan keuntungan dari akuisisi sebesar Rp 2,22 triliun, pada tahun 2019 pos tersebut tidak lagi ada, sehingga laba sebelum pajak penghasilan Antam turun cukup drastis pada 2019 menjadi Rp 697,03 miliar dari sebelumnya Rp 2,01 triliun.
Pada 2019, Antam memang mengakuisisi saham mayoritas PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA).
"Pencapaian kinerja tahun 2019 menjadi landasan perseroan untuk meningkatkan kinerja tahun 2020 dalam mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dengan mengedepankan pengelolaan biaya yang efisien, menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan," tulis manajemen Antam, Kamis (16/4/2020) di laman keterbukaan informasi BEI.
Total aset perusahaan tambang pelat merah ini hingga 31 Desember tercatat sebesar Rp 30,19 triliun dengan liabilitas Rp 12,06 triliun dan ekuitas Rp 18,13 triliun.
(hps/hps) Next Article Saham ANTM Nyungsep Berhari-hari Hingga ARB, Karena Ini?
Most Popular