
Efek Covid-19, Saham Sektor Apa yang Kebal Dampak Corona?

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroders Indonesia) menyebut hampir seluruh sektor bisnis terdampak karena pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini, termasuk Indonesia.
Namun demikian masih terdapat dua sektor yang dinilai masih defensif bahkan diuntungkan dengan kondisi saat ini di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Schroders Indonesia Irwanti mengatakan sektor konsumer menjadi sektor yang paling aman dengan kondisi saat ini mengingat kebutuhan pokok selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Bahkan terdapat beberapa kebutuhan pokok yang tingkat permintaannya justru lebih tinggi ketimbang saat kondisi normal.
"Yang bertahan konsumer karena kebutuhan pokok di saat kondisi ekonomi lemah ini, bahkan ada beberapa barang kebutuhan pokok yang ada lonjakan karena kebijakan ini menyebabkan konsumen stocking up atau beli dalam jumlah yang lebih besar daripada ekonomi normal. Sektor paling defensif," kata Irwanti, kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/4/2020).
Selanjutnya, sektor yang dinilai mendapatkan keuntungan di tengah pandemi ini adalah sektor telekomunikasi. Tingkat permintaan data yang meningkat dengan adanya kebijakan untuk tetap di rumah dinilai menguntungkan sektor ini.
"Sektor lain kena dampak negatif sedangkan dua sektor ini saja yang defensif saat sulit saat ini," imbuhnya.
Dia menyebutkan, di tahun ini diperkirakan perusahaan-perusahaan dalam negeri mayoritas akan terkena dampak negatif dari penyebaran Covid-19, sehingga diperkirakan earning per share (EPS) atau rasio laba per saham untuk perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa tahun ini akan bergerak negatif.
"Ekspektasi kami tahun ini EPS growth pastinya kan akan negative return karena kebijakan lockdown sebabkan aktivitas terganggu. Ritel, logistik akan lebih rendah dari tahun lalu," terangnya.
Mengacu data BEI, dari 10 indeks sektoral di BEI, hari ini yang mencatat penguatan terbesar yakni industri dasar dan kimia yakni sebesar 4,8%, lalu sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi 2,34% dan manufaktur naik 2,29%.
Sementara year to date hingga Selasa ini (14/4/2020), semua sektor menurun tajam, namun paling rendah penurunan yakni dicatatkan sektor konsumer minus 14,92% dan pertambangan turun 18,42%, dan perdagangan, jasa, investasi minus 20,88%.
(tas/tas) Next Article Oke Juga! 5 Saham LQ45 Ini 'Kebal' Corona Sebulan Terakhir
