Bursa Saham Asia Berbunga-bunga, IHSG Ikut Semringah

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
14 April 2020 09:22
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini dibuka menguat seiring dengan penguatan mayoritas bursa saham benua Asia yang tengah menanti rilis data ekonomi China.

Pada Selasa (14/3/2020), IHSG dibuka stagnan di level kemarin yakni 4.623,89 . Selang lima menit kemudian IHSG menguat 0,56% ke level 4.649,46.

Mayoritas bursa saham kawasan Asia pagi ini bergerak di zona hijau. Pada 08.45 WIB, indeks Shang Hai Composite naik 0,42%, Hang Seng menguat 0,19%, Topix tumbuh 0,88%, KLCI bertambah 0,23%, Straits Times mengalami apresiasi sebesar 1,86% dan KOSPI terangkat 1,47%.

Pada pukul 10.00 WIB, China akan merilis data neraca dagangnya untuk periode Mare. Konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics menunjukkan ekspor China di bulan ketiga tahun ini diramal turun 14% year on year (yoy), sementara impor diramal turun 9,5% (yoy). Neraca dagang Tiongkok diperkirakan surplus US$ 18,55 miliar.


Jika konsensus tersebut sesuai dengan fakta di lapangan artinya neraca dagang China mengalami perbaikan yang signifikan. Pasalnya pada Februari lalu neraca dagang China tekor US$ 7,09 miliar akibat ekspor yang anjlok sangat signifikan hingga 17,2% (yoy).

Hal ini juga menunjukkan bahwa ketika ekonomi China bergeliat kembali karena wabah corona yang sudah mulai reda terjadi pada Maret. Sementara wabah di belahan bumi lainnya justru baru merebak di bulan Maret.

Dini hari tadi, gerak bursa saham Wall Street walau terkoreksi tetapi sudah menunjukkan pola yang mulai stabil. Dow Jones ditutup turun 1,4% dan S&P 500 turun 1%. Gerak Wall Street terlihat mulai agak normal setelah stimulus jumbo senilai US$ 2,2 triliun digeontorkan oleh pemerintah dan aksi agresif The Fed yang terus berupaya memompa uang ke perekonomian.

Diawali dengan membabat habis suku bunga acuan ke rentang target 0-0,25%, The Fed juga memulai kembali program pembelian aset atau yang lebih dikenal dengan quantitative easing (QE). Awalnya QE hanya dipatok sebesar US$ 700 miliar.

[Gambas:Video CNBC]



Namun seiring dengan perkembangan kasus corona yang kian merebak, akhirnya The Fed memutuskan untuk membeli berbagai jenis instrumen utang seperti obligasi pemerintah dan korporasi dengan nilai tak terbatas.

Tak sampai di situ saja upaya The Fed untuk meredam dampak pandemi terhadap perekonomian negeri Paman Sam. The Fed juga menggelontorkan stimulus lain dengan memberikan pinjaman lunak senilai US$ 2,3 triliun untuk UKM AS agar roda perekonomian terus berputar. Pasar saham global memang sudah memperlihatkan adanya tanda-tanda kembali ke pola pergerakan yang normal. Volatilitas sudah berangsur turun. Namun investor masih terus mencermati perkembangan kasus corona baik di luar maupun di dalam negeri.

Secara global, kemarin lonjakan kasus corona kembali terjadi. Dalam sehari jumlah kasus baru yang dilaporkan secara global mencapai 172 ribu menjadikan total kasus mencapai 1,92 juta secara kumulatif hingga hari ini. Padahal sejak awal April, jumlah pertambahan kasus baru secara global juga cenderung melandai.

Sementara dari dalam negeri, pertambahan jumlah kasus per harinya kini sudah mencapai angka lebih dari 300. Mengacu pada data Kementerian Kesehatan RI, hingga kemarin (13/3/2020) jumlah orang yang terinfeksi corona di tanah air mencapai 4.557. Sebanyak 399 orang meninggal dan 380 orang dinyatakan sembuh.

Lonjakan kasus yang terjadi di dalam dan luar negeri memang perlu diwaspadai, jika tren kasus bertambah signifikan lagi maka kemungkinan besar bisa menekan gerak saham global dan lokal.

Jumlah kasus meningkat dengan signifikan, jumlah orang yang sembuh dan meninggal juga meningkat. Untuk menekan laju pertambahan kasus, sebagian besar wilayah Jabodetabek sudah mengantongi izin untuk menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga dua pekan ke depan.

Bagaimanapun juga investor masih terus mencermati upaya serta efektivitas kebijakan pemerintah dalam menangani virus corona. Gerak IHSG memang tidak se-liar dulu. Namun IHSG masih labil. Sejak awal tahun, IHSG masih terkoreksi sebesar 26,6% dan asing masih membukukan net sell sebesar Rp 12, 3 triliun.

Sentimen dari dalam negeri juga datang dari Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral tanah air. Hari ini pukul 14.00 WIB nanti, Gubernur Perry Warjiyo akan kembali mengumumkan tingkat suku bunga acuan.

Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan suku bunga acuan akan kembali di pangkas 25 bps ke 4,25%. Ruang pemangkasan suku bunga memang masih ada jika berkaca pada inflasi serta tingkat agresivitas bank sentral global.

Namun kali ini Perry Warjiyo dan sejawat akan lebih berhati-hati dalam menentukan suku bunga acuan dan akan benar-benar mempertimbangkannya dengan matang. Keputusan BI juga akan menjadi sentimen yang turut menggerakkan pasar hari ini. Apakah Geng Thamrin akan kembali memangkas suku bunga kita nantikan saja bagaimana upaya bank sentral tanah air untuk menyelamatkan perekonomian dalam negeri.









TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular