
BEI Sebut Ada 25 Perusahaan akan IPO Saat Ada Covid-19
Hidayat Arif Subakti, CNBC Indonesia
13 April 2020 15:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan ada 25 perusahaan tercatat di pipeline mengajukan rencana untuk mencatatkan saham di lantai bursa meskipun ada wabah pandemi virus corona (Covid-19).
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan jumlah tersebut bisa lebih banyak karena ada beberapa perusahaan yang menunda proses penawaran umum saham perdana (intial public offering/IPO) karena pendemi virus corona.
"Ada beberapa IPO yang mundur atau ditunda karena kesulitan saat ini, jika ingin melakukan penjualan di luar negeri dan dengan adanya pembatasan transportasi dan lockdown menyulitkan mereka untuk melakukan marketing dimana banyak IPO yang memmbutuhkan penjualan diluar negeri," kata Laksono, di Jakarta, Senin (13/4/2020).
Dalam pelaksanaan IPO, biasanya perusahaan melakukan roadshow ke beberapa negara yang menjadi basis investor saham-saham yang tercatat di BEI. Namun wabah Covid-19 membuat sejumlah negara melakukan penutupan akses wilayah guna mencegah penyebaran wabah tersebut.
Selain itu Laksono juga menjelaskan ada sekitar 26 perusahaan yang menyatakan akan melakukan Buyback. Namun sampai saat ini sejumlah perusahaan tersebut masih melakukan wait and see karena masih menunggu perkembangan pasar saham lebih lanjut.
Laksono memprediksi setelah pandemi berakhir akan terjadi rebound karena adanya lonjakan konsumsi dari masyarakat.
BEI menyatakan jumlah perusahaan tercatat di Indonesia sepanjang kuartal pertama tahun ini masih lebih tinggi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara meski badai pandemi virus corona (Covid-19) masih belum mereda dan terus diperangi segenap elemen bangsa.
Berdasarkan riset yang dipublikasikan Ernst and Young bertajuk Global IPO trends: Q1 2020 menunjukkan, hingga triwulan pertama, ada 18 perusahaan yang melepas saham perdana (initial public offering/IPO) dan tercatat (listing) di bursa Indonesia, melesat 157% dari kuartal pertama tahun sebelumnya.
Negara kedua dengan IPO terbanyak selanjutnya adalah Malaysia, dengan 6 perusahaan tercatat. Singapura 5 perusahaan tercatat dan Thailand baru 2 perusahaan tercatat.
Di Filipina, Maladewa dan Vietnam bahkan masih nol perusahaan tercatat pada 3 bulan pertama tahun ini.
(hps/hps) Next Article Potret Saham Hillcon Langsung Melesat Usai Resmi Melantai
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan jumlah tersebut bisa lebih banyak karena ada beberapa perusahaan yang menunda proses penawaran umum saham perdana (intial public offering/IPO) karena pendemi virus corona.
"Ada beberapa IPO yang mundur atau ditunda karena kesulitan saat ini, jika ingin melakukan penjualan di luar negeri dan dengan adanya pembatasan transportasi dan lockdown menyulitkan mereka untuk melakukan marketing dimana banyak IPO yang memmbutuhkan penjualan diluar negeri," kata Laksono, di Jakarta, Senin (13/4/2020).
Selain itu Laksono juga menjelaskan ada sekitar 26 perusahaan yang menyatakan akan melakukan Buyback. Namun sampai saat ini sejumlah perusahaan tersebut masih melakukan wait and see karena masih menunggu perkembangan pasar saham lebih lanjut.
Laksono memprediksi setelah pandemi berakhir akan terjadi rebound karena adanya lonjakan konsumsi dari masyarakat.
BEI menyatakan jumlah perusahaan tercatat di Indonesia sepanjang kuartal pertama tahun ini masih lebih tinggi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara meski badai pandemi virus corona (Covid-19) masih belum mereda dan terus diperangi segenap elemen bangsa.
Berdasarkan riset yang dipublikasikan Ernst and Young bertajuk Global IPO trends: Q1 2020 menunjukkan, hingga triwulan pertama, ada 18 perusahaan yang melepas saham perdana (initial public offering/IPO) dan tercatat (listing) di bursa Indonesia, melesat 157% dari kuartal pertama tahun sebelumnya.
Negara kedua dengan IPO terbanyak selanjutnya adalah Malaysia, dengan 6 perusahaan tercatat. Singapura 5 perusahaan tercatat dan Thailand baru 2 perusahaan tercatat.
Di Filipina, Maladewa dan Vietnam bahkan masih nol perusahaan tercatat pada 3 bulan pertama tahun ini.
![]() |
(hps/hps) Next Article Potret Saham Hillcon Langsung Melesat Usai Resmi Melantai
Most Popular