Ada Survei Sebut Emas Bullish Pekan Ini! Ke Mana Arahnya?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 April 2020 14:42
Ada Survei Sebut Emas Bullish Pekan Ini! Ke Mana Arahnya?
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia berbalik menguat setelah sempat melemah di awal perdagangan Senin (13/4/2020). Pada pekan lalu, emas juga berhasil mencatat penguatan dan hasil survei menunjukkan emas diprediksi bullish alias menguat lagi di pekan ini.

Pada pukul 13:52 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.691/troy ons, menguat 0,13% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Di awal perdagangan hari ini, emas sempat melemah 0,96% ke US$1.672,69/troy ons.

Sepanjang pekan lalu, logam mulia ini berhasil menguat 1,64% ke US$ 1.688,9/troy ons yang merupakan level penutupan tertinggi dalam 8 tahun terakhir tepatnya sejak 26 Maret 2012.

Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang mengumumkan detail stimulus senilai US$ 2,3 triliun menjadi salah satu faktor yang membuat harga emas menguat pekan lalu.

Program stimulus tersebut akan diberikan kepada perusahaan dengan jumlah tenaga kerja hingga 10.000 orang, dan pendapatan kurang dari US$ 2,5 miliar pada tahun 2019 lalu. Pembayaran pokok dan bunga pinjaman tersebut akan ditangguhkan selama satu tahun.

The Fed bertindak sangat agresif guna melindungi perekonomian AS dari "serangan" virus corona. Suku bunga sudah dibabat habis, di bulan Maret The Fed melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak 2 kali masing-masing 50 basis poin (bps) dan 100 bps hingga menjadi 0-0,25%.



Kemudian bank sentral paling powerful di dunia ini juga mengaktifkan kembali program pembelian aset atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE) dengan nilai tak terbatas. Kebijakan The Fed tersebut sama dengan saat menghadapi krisis finansial global tahun 2008, bahkan saat ini lebih agresif lagi mengingat QE dilakukan dengan nilai tak terbatas.

Langkah agresif The Fed ini menjadi salah satu faktor yang bisa membuat harga emas terus bergerak naik.

Hasil survei dari Kitco menunjukkan emas diprediksi bullish di pekan ini. Dari 15 analis Wall Street yang dimintai pendapat oleh Kitco, semuamnya mengatakan emas akan bullish.

"Harga emas masih terlihat bullish pekan depan (pekan ini). Tidak hanya diuntungkan oleh membaikknya sentimen terhadap risiko, tetapi juga dalam jangka panjang quantitative easing di AS serta stimulus di berbagai negara memberikan dasar fundamental yang bagus bagi emas untuk bergerak naik," kata Phil Flynn, analis pasar di Price Futures Group, sebagaimana dilansir Kitco.com

Kemudian survei secara online juga menunjukkan sebanyak 70% dari total 1.172 orang mengatakan emas akan bullish di pekan ini, 19% mengatakan bearish (turun) dan 11% netral.

Secara teknikal, emas berpeluang kembali menguat melihat indikator rerata pergerakan harian (Moving Average/MA) 50 hari, MA 100 hari, dan MA 200 hari, sehingga outlook emas menjadi bullish.

Sementara itu, indikator Stochastic sudah berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas level 80), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun.

Foto: Refinitiv


Melihat outlook yang masih bullish, jika harga emas turun maka akan menjadi koreksi harga. Selama support (tahanan bawah) terdekat berada di kisaran US$ 1.635/US$, selama tertahan di atas level tersebut emas masih cenderung menguat.

Resisten (tahanan atas) terdekat berada di kisaran US$ 1.700 - 1.702/troy ons (level tertinggi 9 Maret). Jika berhasil ditembus, emas berpeluang naik ke US$ 1.720/troy ons dan selanjutnya ke US$ 1.732/troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular