Usai Rights Issue, Ini Dia 5 Pemegang Saham Baru Bank Artos

Market - tahir saleh, CNBC Indonesia
13 April 2020 11:40
PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) sudah merampungkan pelaksanaan penerbitan saham baru. Foto: Patrick Walujo - Jerry Ng (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank yang kini dikendalikan bankir Jerry NG dan Patrick Walujo, PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) merampungkan pelaksanaan penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dengan target dana mencapai Rp 1,34 triliun.

Perseroan merilis sebanyak 9,65 miliar saham baru. Setiap pemilik 1 unit saham, akan mendapatkan 8 unit saham baru. Harga pelaksanaan rights issue dengan HMETD ini ditetapkan Rp 139/saham.

Berdasarkan data keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), mengacu data PT Ficomindo Buana Registrar per 3 dan 7 April, tercatat ada lima pembeli saham baru perusahaan, selain dua pemegang saham lama yakni PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology WTT (Limited).

MEI adalah perusahaan milik mantan bankir BTPN yakni Jerry NG, sementara WTT milk pendiri Northstar yakni Patrick Walujo yang juga investor Gojek. Keduanya membeli Bank Artos dari keluarga Arto Hary pada 22 Agustus 2019 dan melakukan penyertaan modal pada Desember 2019.


Mengacu data Ficomindo, lima pembeli saham ARTO yakni pertama, Jetway Wealth Management Limited sehingga porsi sahamnya menjadi 531.955.800 saham dari sebelumnya hanya 59.106.200 saham atau porsinya menjadi sebesar 7,59%.

Artinya perusahaan membeli sebanyak 472.849.600 saham. Perusahaan ini beralamat di Sertus Chamber Gorvernors Square Suites #5-204 Kepualauan Caymand. Alamat ini juga menjadi alamat dari
Sertus Incorporations (Cayman) Limited Cayman Islands Office, sebagaimana tercatat di situs resmi Sertus. Hanya saja tidak dijelaskan keterkaitannya.

Kedua
, Lion Glory Pte Ltd, dengan membeli sebanyak 403.659.200 saham sehingga porsinya menjadi 454,116.600 atau 6,48% dari sebelumnya hanya 50.457.400 saham. Perusahaan ini beralamat di 80 Robinson Road #09-01, Singapura.


Ketiga, Qilora Investments (Cayman) Ltd, dengan membeli 474.983.200 saham sehingga porsinya menjadi 534.356.100 saham atau 5,11% dari sebelumnya hanya 59.372.900 saham. Perusahaan ini berlaamat di 3 Jalan Pisang, Singapura.

Keempat, Akta Asset Limited, yang membeli 470.456.800 saham sehingga porsinya menjadi 529.263.900 saham atau 5,06% dari sebelumnya hanya 58.807.100 saham. Perusahaan beralamat di Cayman Corporate Center 27 Hospital Road, Kepulauan Caymand.

Kelima, Ephesus United Corp yang beralamat di Tortola Pier Park, di Kepulauan Virgin. Perusahaan ini membeli 523.260.900 saham sehingga porsinya mencapai 5% saham ARTO dari sebelumnya nihil.

Sementara MEI mengalami penurunan porsi saham menjadi 58,31% dengan kepemilikan secara jumlah saham yang naik menjadi  4.087.378.125 saham dari sebelumnya 3.978.815.625 saham sehingga berkurang 108.562.500 saham seiring dengan bertambahnya saham baru ARTO yang dicatatkan.

Berdasarkan data 
Accounting and Corporate Regulatory Authority (ACRA) Singapura, mengutip Deal Street Asia dan Helios Capital Asia, nama Jerry Ng ini berkaitan dengan dengan Dkatalis Private Limited, perusahaan stratup yang mendeskripsikan diri sebagai platform teknologi untuk jasa keuangan serta masuk dalam ekosistem Gojek.

Sesuai data pengajuan ACRA, pemegang saham Dkatalis lain adalah perusahaan fintech Singapura yakni Neuroncredit, perusahaan investasi swasta Freemantle Capital, Jetway Wealth Management, dana investasi Prometheus Investing Limited, dan Aeroville United Inc.

Berdasarkan profil resmi Dkatalis di situs LinkedIn, DKatalis menjabarkan diri sebagai entitas yang berkolaborasi dengan Gojek melalui akses layanan keuangan digital secara komprehensif. Selain di Singapura, perusahaan ini di mana Jerry Ng masuk sebagai salah satu leader ini memiliki basis operasional di Jakarta, Indonesia dan Pune, India.

Baik Bank Artos dan Gojek sebelumnya telah menolak afiliasi tersebut, sebagaimana diberitakan CNBC Indonesia. Namun manajemen Bank Artos menegaskan perusahaan akan menjadi bank digital.

Bank Artos baru saja merilis laporan keuangan 2019. Hasilnya, perusahaan masih mencetak rugi bersih tahun berjalan di 2019 menjadi Rp 121,97 miliar, atau membengkak 424% dari rugi bersih tahun 2018 yakni Rp 23,29 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan ARTO yang dipublikasikan Selasa (24/3/2020), rugi bersih ini dicatatkan di tengah pendapatan bunga yang turun menjadi Rp 52,61 miliar, dari tahun sebelumnya Rp 67,46 miliar, sementara pendapatan bunga bersih juga turun 58% menjadi Rp 11,50 miliar dari Rp 27,50 miliar.

Bank yang dulu dipegang oleh Keluarga Arto Hardy ini mencatatkan rugi operasional Rp 91,72 miliar dari sebelumnya rugi operasional Rp 18,34 miliar, terutama karena besarnya penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 66 miliar dari sebelumnya hanya Rp 5,64 miliar.


[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya

Proyeksi Arah Kinerja Bank Artos Pasca Diakuisisi Jerry Ng


(tas/tas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading