
Korban Corona Melesat, Dolar Singapura Drop ke Rp 11.114/$SG
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 April 2020 09:58

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Nilai tukar dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Senin (13/4/2020) akibat penyebaran pandemi virus corona (COVID-19) yang masih tinggi meski Pemerintah Negeri Merlion sudah menerapkan kebijakan semi lockdown.
Pada pukul 9:10 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 11.114,64, dolar Singapura melemah 0,55% di pasar spot melansir data Refinitiv. Sepanjang pekan lalu dolar Singapura melemah 1,94% melawan rupiah.
Pada pekan lalu, Pemerintah Singapura sudah resmi menerapkan aturan "semi-lockdown" atau yang disebut dengan "circuit breaker". Warga diminta untuk tetap di rumah, tempat kerja ditutup mulai Selasa (7/4/2020) kemarin, dan sekolah diliburkan sehari setelahnya.
Hanya layanan penting seperti pasar, supermarket, klinik, rumah sakit, transportasi dan perbankan yang diperbolehkan buka. Status ini, menurut Perdana Menteri Lee Hsien Loong dilakukan guna memutus rantai penyebaran pandemi corona (COVID-19).
Tetapi, kebijakan tersebut belum efektif meredam penyebaran virus corona. Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan 233 kasus baru dalam sehari Minggu kemarin. 167 diantaranya dikatakan tidak pernah kontak dengan pasien lainnya. Penambahan kasus harian tertinggi sebanyak 287 kasus yang dilaporkan pada pekan lalu.
Singapura merupakan salah satu negara yang terpapar COVID-19 sejak awal kemunculannya, bahkan sempat menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua setelah China. Tetapi, Singapura mampu meredam penyebarannya, hingga pertengahan Maret total jumlah kasus sekitar 200-an orang.
Tetapi setelahnya, Negeri Merlion menghadapi "serangan" virus corona gelombang kedua. Sebabnya, warga negara Singapura yang tinggal di Eropa maupun Amerika Serikat (AS) "mudik" setelah Eropa kemudian AS menjadi episentrum penyebaran COVID-19.
Dampaknya, Singapura mengalami lonjakan kasus, hingga hari ini jumlah kasus tercatat sebanyak 2.532 kasus, naik 1.000% lebih dibandingkan pertengahan Maret lalu.
Dampaknya, nilai tukar dolar Singapura mengalami tekanan. Di sisi lain, rupiah sedang perkasa setelah aliran modal asing (capital inflow) perlahan mulai masuk lagi ke Indonesia.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, memasuki kuartal II-2020, aliran hot money di pasar obligasi mulai stabil, sejalan dengan pergerakan rupiah. Dari dari DJPPR menunjukkan sejak akhir Maret hingga 7 April lalu, terjadi inflow di pasar obligasi sebesar Rp 920 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Pada pukul 9:10 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 11.114,64, dolar Singapura melemah 0,55% di pasar spot melansir data Refinitiv. Sepanjang pekan lalu dolar Singapura melemah 1,94% melawan rupiah.
Pada pekan lalu, Pemerintah Singapura sudah resmi menerapkan aturan "semi-lockdown" atau yang disebut dengan "circuit breaker". Warga diminta untuk tetap di rumah, tempat kerja ditutup mulai Selasa (7/4/2020) kemarin, dan sekolah diliburkan sehari setelahnya.
Tetapi, kebijakan tersebut belum efektif meredam penyebaran virus corona. Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan 233 kasus baru dalam sehari Minggu kemarin. 167 diantaranya dikatakan tidak pernah kontak dengan pasien lainnya. Penambahan kasus harian tertinggi sebanyak 287 kasus yang dilaporkan pada pekan lalu.
Singapura merupakan salah satu negara yang terpapar COVID-19 sejak awal kemunculannya, bahkan sempat menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua setelah China. Tetapi, Singapura mampu meredam penyebarannya, hingga pertengahan Maret total jumlah kasus sekitar 200-an orang.
Tetapi setelahnya, Negeri Merlion menghadapi "serangan" virus corona gelombang kedua. Sebabnya, warga negara Singapura yang tinggal di Eropa maupun Amerika Serikat (AS) "mudik" setelah Eropa kemudian AS menjadi episentrum penyebaran COVID-19.
Dampaknya, Singapura mengalami lonjakan kasus, hingga hari ini jumlah kasus tercatat sebanyak 2.532 kasus, naik 1.000% lebih dibandingkan pertengahan Maret lalu.
Dampaknya, nilai tukar dolar Singapura mengalami tekanan. Di sisi lain, rupiah sedang perkasa setelah aliran modal asing (capital inflow) perlahan mulai masuk lagi ke Indonesia.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, memasuki kuartal II-2020, aliran hot money di pasar obligasi mulai stabil, sejalan dengan pergerakan rupiah. Dari dari DJPPR menunjukkan sejak akhir Maret hingga 7 April lalu, terjadi inflow di pasar obligasi sebesar Rp 920 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular