Round Up Sepekan

Harga Emas Global Cetak Rekor Lagi, Apa Kabar Emas Antam?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
11 April 2020 12:59
Harga Emas Global Cetak Rekor Lagi, Apa Kabar Emas Antam?
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global di pasar spot dalam sepekan terakhir mengalami kenaikan yang signifikan. Lonjakan harga emas terjadi di tengah perlambatan laju kasus corona secara global.

Pada periode 3-10 April 2020, harga emas global menguat 4,45% secara week on week (wow). Pada Jumat (10/4/2020), harga emas ditutup di level US$ 1.688,9/troy ons dan menjadi level tertinggi sejak 18 Desember 2012.





Harga emas justru naik saat laju pertambahan kasus infeksi corona secara global mulai melambat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan dalam kurun waktu 20 Januari - 6 April, rata-rata pertumbuhan jumlah kasus corona sebesar 12,52% per hari. Sejak minggu terakhir Maret, laju pertumbuhan turun menjadi single digit per hari.



Pandemi corona memang jadi ancaman terbesar bagi perekonomian global saat ini. Memang secara jumlah pertumbuhan kasusnya melambat. Namun terkait kapan wabah ini akan berakhir masih jadi misteri dan tak seorang pun dapat memastikan.

Lagipula lonjakan jumlah kasus masih terjadi di berbagai belahan dunia setelah AS dan Eropa menjadi episentrum baru merebaknya virus. Kondisi ini mengindikasikan bahwa masih ada ketidakpastian kapan ekonomi global akan pulih, meski ekonomi China bisa mulai bersemi kembali setelah wabah mencapai puncaknya.



Bagaimanapun juga emas sebagai aset safe haven masih menjadi instrumen investasi yang menarik saat ini. Selera terhadap risiko investor memang berangsur pulih. Namun investor masih melirik emas dan memasukkannya ke dalam portofolio mereka.

Apalagi kebijakan The Fed juga mendukung harga emas untuk bergerak habis. Setelah membabat habis suku bunga acuan (Federal Fund Rate) ke kisaran 0-0,25%, bank sentral AS tersebut mengambil tindakan yang agresif.

Selain mengumumkan program pembelian aset atau yang lebih dikenal dengan quantitative easing (QE) tak terbatas, The Fed juga akan memberikan pinjaman lunak untuk sektor UMKM AS senilai US$ 2,3 triliun. Ini merupakan upaya The Fed untuk memompa uang ke perekonomian demi meredam dampak yang ditimbulkan oleh pandemi.

Tak berhenti di situ saja, The Fed juga memberikan detil terkait rencananya untuk membeli surat utang baik yang ratingnya 'investment grade' bahkan hingga 'junk'. "The Fed merupakan The Fed yang paling agresif, mereka tidak ingin jadi alasan mengapa kita bergerak menuju depresi" kata Jim Cramer dalam acara "Squawk Box" sebagaimana diwartakan CNBC International.
“Penguatan emas yang terjadi karena kelonggaran moneter ini pada akhirnya harus dilunasi dan mungkin akan dibayar dengan tingkat inflasi yang tinggi nantinya” kata Tai Wong, kepala trading derivatif untuk logam dasar dan logam mulia di BMO, melansir Reuters.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral akan terus menggunakan semua alat yang tersedia sampai ekonomi AS mulai sepenuhnya pulih dari kerugian yang disebabkan oleh wabah.

Rilis data ekonomi AS menunjukkan jumlah klaim pengangguran dalam tiga minggu terakhir telah melampaui 15 juta, dengan klaim baru secara mingguan mencapai 6 juta untuk kali kedua berturut-turut pekan lalu karena pandemi tiba-tiba membuat perekonomian Negeri Paman Sam terhambat.

Nyaris 1,7 juta orang telah dilaporkan terinfeksi oleh virus corona jenis baru secara global dan lebih dari 100 ribu orang telah terenggut nyawanya.

"Dampak ekonomi dari pandemi ini kemungkinan besar akan menyita pasar dalam waktu yang sangat lama, bahkan ketika pandemi telah mereda," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan.

"Emas kemungkinan mendapat untung dari melimpahnya uang bank sentral dan utang baru." Tambahnya melansir Reuters.

Faktor lain yang memantik lonjakan harga emas adalah pelemahan dolar AS. Depresiasi dolar AS tercermin dari indeks dolar yang turun 1,05% dalam sepekan. Indeks dolar merupakan suatu indikator yang mengukur kekuatan dolar AS di hadapan enam mata uang lain.

Dolar greenback yang melemah membuat harga emas menjadi lebih murah terutama bagi pemegang mata uang lain lantaran emas ditransaksikan dalam mata uang tersebut. Di tengah-tengah ketidakpastian, sikap The Fed dan pelemahan dolar, harga emas jadi punya ruang untuk menguat.

Beralih ke dalam negeri harga logam mulia emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau yang lebih sering disebut emas Antam justru malah terkoreksi. Dalam sepekan harga emas Antam turun 0,67%.



Harga emas Antam sempat mencapai level tertingginya dalam pekan ini pada Selasa (7/4/2020). Kala itu harga emas Antam dibanderol Rp 914.000/gram. Walau terkoreksi tipis harga emas Antam masih berpotensi naik mengekor harga emas global jika emas dunia masih punya tenaga untuk cetak rekor terbarunya.








TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular