
Internasional
Awas! IMF Warning soal Krisis Besar karena Corona
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
10 April 2020 07:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter internasional (IMF) kembali mengingatkan bahwa ada krisis ekonomi, yang lebih buruk dari krisis yang pernah terjadi sebelumnya. Peringatan ini ia sampaikan dengan mempertimbangkan kerusakan yang telah ditimbulkan pandemi corona (COVID-19) sejauh ini.
"Dunia harus bersiap untuk kejatuhan ekonomi terburuk sejak Great Depression," kata Kepala IMF Kristalina Georgieva, sebagaimana dikutip AFP, Kamis (9/4/2020). Great Depression sendiri adalah krisis ekonomi yang muncul di AS, yang terjadi berkepanjangan selama satu dekade dari 1929 hingga 1939.
Georgieva mengatakan pertumbuhan global akan berubah menjadi negatif tajam pada tahun 2020 ini. Di mana 170 dari 180 anggota IMF akan mengalami penurunan pendapatan perkapita.
Bahkan dalam skenario terbaik, IMF melihat pemulihan parsial (sebagian) dunia baru akan terjadi 2021. Itu pun dengan asumsi bahwa virus ini memudar di 2020, dan membuat bisnis berjalan normal di tengah penguncian wilayah (lockdown) yang dilakukan banyak negara untuk menahan penyebaran.
"(Tapi) itu bisa menjadi lebih buruk," katanya lagi. "Ada ketidakpastian yang luar biasa di sekitar prospek dan durasi pandemi."
"Prospek suram berlaku untuk ekonomi maju dan berkembang. Krisis ini tidak mengenal batas. Semua orang sakit."
IMF akan merilis Outlook Ekonomi Dunia terbaru pada 14 Maret nanti. Pada Januari IMF sempat memproyeksikan pertumbuhan sebesar 3,3% di tahun ini dan 3,4% di 2021, namun itu terjadi sebelum corona menyebar.
"Proses penyembuhan tergantung tindakan tegas yang diambil sekarang," ujar Georgieva lagi. IMF sebelumya telah menggelontorkan dana hingga US$ 1 triliun untuk 90 negara anggota yang membutuhkan pembiayaan darurat.
Dari website Worldometer, ada 209 negara dan teritori di dunia yang terinfeksi corona. Total kasus secara global adalah 1,6 juta kasus di mana ada 95 ribu kematian dan 355 ribu pasien sembuh.
AS menjadi negara dengan kasus terbanyak yakni 468.286, lalu disusul Spanyol 153.222, Italia 143.626. Jerman 118.235, dan Prancis 117.749.
(sef/sef) Next Article Saat IMF Bicara Ekonomi Moncer, Harga Batu Bara Kok Nyungsep?
"Dunia harus bersiap untuk kejatuhan ekonomi terburuk sejak Great Depression," kata Kepala IMF Kristalina Georgieva, sebagaimana dikutip AFP, Kamis (9/4/2020). Great Depression sendiri adalah krisis ekonomi yang muncul di AS, yang terjadi berkepanjangan selama satu dekade dari 1929 hingga 1939.
Georgieva mengatakan pertumbuhan global akan berubah menjadi negatif tajam pada tahun 2020 ini. Di mana 170 dari 180 anggota IMF akan mengalami penurunan pendapatan perkapita.
Bahkan dalam skenario terbaik, IMF melihat pemulihan parsial (sebagian) dunia baru akan terjadi 2021. Itu pun dengan asumsi bahwa virus ini memudar di 2020, dan membuat bisnis berjalan normal di tengah penguncian wilayah (lockdown) yang dilakukan banyak negara untuk menahan penyebaran.
"(Tapi) itu bisa menjadi lebih buruk," katanya lagi. "Ada ketidakpastian yang luar biasa di sekitar prospek dan durasi pandemi."
"Prospek suram berlaku untuk ekonomi maju dan berkembang. Krisis ini tidak mengenal batas. Semua orang sakit."
IMF akan merilis Outlook Ekonomi Dunia terbaru pada 14 Maret nanti. Pada Januari IMF sempat memproyeksikan pertumbuhan sebesar 3,3% di tahun ini dan 3,4% di 2021, namun itu terjadi sebelum corona menyebar.
"Proses penyembuhan tergantung tindakan tegas yang diambil sekarang," ujar Georgieva lagi. IMF sebelumya telah menggelontorkan dana hingga US$ 1 triliun untuk 90 negara anggota yang membutuhkan pembiayaan darurat.
Dari website Worldometer, ada 209 negara dan teritori di dunia yang terinfeksi corona. Total kasus secara global adalah 1,6 juta kasus di mana ada 95 ribu kematian dan 355 ribu pasien sembuh.
AS menjadi negara dengan kasus terbanyak yakni 468.286, lalu disusul Spanyol 153.222, Italia 143.626. Jerman 118.235, dan Prancis 117.749.
(sef/sef) Next Article Saat IMF Bicara Ekonomi Moncer, Harga Batu Bara Kok Nyungsep?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular