
Gubernur BI Paparkan Hubungan Rupiah dan PSBB, Apa Itu?
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
09 April 2020 14:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan Pembatasan Sosial Berkala Besar (PSBB) diyakini bisa membawa rupiah lebih menguat lagi. Bagaimana bisa?
Pada Kamis (9/4/2020) pukul 14:19 WIB, US$ setara dengan Rp 15.870. Rupiah menguat tajam sampai 1,73% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI), menyatakan penguatan rupiah disebabkan oleh risiko di pasar keuangan global yang berangsur turun. Ini tidak lepas dari laju pertumbuhan kasus virus corona (Coronavirus Desease-2019/Covid-19) yang terus melambat.
"Italia dan berbagai negara menunjukkan langkah-langkah penanganan mengurangi kecepatan dari pewabahan. Termasuk juga Indonesia, penerapan PSBB yang sudah ditetapkan Bapak Presiden akan membantu penanganan Covid-19," kata Perry dalam konferensi pers Perkembangan Ekonomi Terkini, Kamis (9/4/2020).
Perry juga mengapresiasi PSBB yang akan mulai diterapkan di DKI Jakarta mulai besok. "Ini akan mengurangi kecepatan kenaikan Covid-19," ujarnya.
Kondisi tersebut, lanjut Perry, akan membawa keyakinan pasar bahwa serangan Covid-19 akan mereda. Sentimen positif akan tercipta di pasar sehingga mendukung penguatan nilai tukar rupiah.
"Berbagai kondisi ini membawa confidence dari pasar yang semakin baik. Nilai tukar rupiah bergerak cenderung stabil malah menguat," katanya.
Perry pun meyakini bahwa pada akhir tahun rupiah akan terus menguat ke arah Rp 15.000/US$. Rupiah di level saat ini dinilai masih terlalu murah (undervalued).
(aji/aji) Next Article Kilas Balik Pergerakan Rupiah 2019
Pada Kamis (9/4/2020) pukul 14:19 WIB, US$ setara dengan Rp 15.870. Rupiah menguat tajam sampai 1,73% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI), menyatakan penguatan rupiah disebabkan oleh risiko di pasar keuangan global yang berangsur turun. Ini tidak lepas dari laju pertumbuhan kasus virus corona (Coronavirus Desease-2019/Covid-19) yang terus melambat.
Perry juga mengapresiasi PSBB yang akan mulai diterapkan di DKI Jakarta mulai besok. "Ini akan mengurangi kecepatan kenaikan Covid-19," ujarnya.
Kondisi tersebut, lanjut Perry, akan membawa keyakinan pasar bahwa serangan Covid-19 akan mereda. Sentimen positif akan tercipta di pasar sehingga mendukung penguatan nilai tukar rupiah.
"Berbagai kondisi ini membawa confidence dari pasar yang semakin baik. Nilai tukar rupiah bergerak cenderung stabil malah menguat," katanya.
Perry pun meyakini bahwa pada akhir tahun rupiah akan terus menguat ke arah Rp 15.000/US$. Rupiah di level saat ini dinilai masih terlalu murah (undervalued).
(aji/aji) Next Article Kilas Balik Pergerakan Rupiah 2019
Most Popular