
Berbalik Menguat Hampir 1%, Rupiah Kini Juara Asia!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 April 2020 11:45

Sebenarnya sejak pagi rupiah sudah menguat di perdagangan Non-Deliverable Forwards (NDF) di luar negeri. Biasanya pasar NDF menjadi semacam panduan, diikuti oleh pasar spot.
Namun ternyata transmisi penguatan rupiah dari NDF ke spot memakan waktu hitungan jam. Penguatan rupiah sejak pagi di pasar NDF baru terwujud di pasar spot jelang tengah hari.
Dini hari tadi, sudah muncul pertanda bahwa risk appetite pelaku pasar bakal meninggi. Bursa saham New York di menguat tajam di mana indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 3,44%. S&P 500 melejit 3,41%, dan Nasdaq Composite terdongkrak 2,58%.
Keperkasaan Wall Street menunjukkan bahwa investor kembali bernafsu memburu aset-aset berisiko. Akibatnya, arus modal mengalir deras ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia, termasuk Indonesia. Banjir arus modal tersebut membuat mata uang utama Asia menguat di hadapan dolar AS, tidak terkecuali rupiah.
Pasar lega karena penyebaran virus corona alias Coronavirus Desease-2019 (Covid-19) terus melambat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien corona di seluruh dunia adalah 1.353.361 per 8 April 2020, naik 5,75% dibandingkan sehari sebelumnya.
Meski masih ada kenaikan, tetapi laju tambahan pasien baru terus melambat. Dalam 10 hari terakhir, pertumbuhan pasien baru sudah stabil di kisaran satu digit.
"Fokus utama di benak investor hanyalah kapan puncak dari pandemi ini terjadi? Jika puncak itu sudah terlewati, maka aktivitas ekonomi perlahan bisa dimulai kembali," kata Eric Freedman, Chief Investment Officer di US Bank Wealth Management, seperti dikutip dari Reuters.
Ya, dengan puncak penyebaran corona yang sepertinya sudah dilalui (dengan harapan tidak ada gelombang kedua dan seterusnya), maka aktivitas ekonomi akan pulih secara bertahap. China sudah memberi contoh bagaimana aktivitas ekonomi kembali semarak selepas puncak pandemi dilalui.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Namun ternyata transmisi penguatan rupiah dari NDF ke spot memakan waktu hitungan jam. Penguatan rupiah sejak pagi di pasar NDF baru terwujud di pasar spot jelang tengah hari.
Dini hari tadi, sudah muncul pertanda bahwa risk appetite pelaku pasar bakal meninggi. Bursa saham New York di menguat tajam di mana indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 3,44%. S&P 500 melejit 3,41%, dan Nasdaq Composite terdongkrak 2,58%.
Pasar lega karena penyebaran virus corona alias Coronavirus Desease-2019 (Covid-19) terus melambat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien corona di seluruh dunia adalah 1.353.361 per 8 April 2020, naik 5,75% dibandingkan sehari sebelumnya.
Meski masih ada kenaikan, tetapi laju tambahan pasien baru terus melambat. Dalam 10 hari terakhir, pertumbuhan pasien baru sudah stabil di kisaran satu digit.
"Fokus utama di benak investor hanyalah kapan puncak dari pandemi ini terjadi? Jika puncak itu sudah terlewati, maka aktivitas ekonomi perlahan bisa dimulai kembali," kata Eric Freedman, Chief Investment Officer di US Bank Wealth Management, seperti dikutip dari Reuters.
Ya, dengan puncak penyebaran corona yang sepertinya sudah dilalui (dengan harapan tidak ada gelombang kedua dan seterusnya), maka aktivitas ekonomi akan pulih secara bertahap. China sudah memberi contoh bagaimana aktivitas ekonomi kembali semarak selepas puncak pandemi dilalui.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular