Harga Emas Flat, Pertanda Apakah Ini?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
09 April 2020 10:19
Harga emas cenderung flat
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot cenderung flat pada perdagangan pagi ini. Investor masih terus mencermati perkembangan kasus corona serta respon kebijakan berbagai negara di dunia dalam melawan pandemi.

Pada Kamis (9/4/2020) pukul 09.50 WIB, harga emas di pasar spot dibanderol US$ 1.646,5/troy ons. Harga emas menguat sangat tipis 0,04% atau cenderung flat. Namun harga emas masih berada di rentang level tertingginya mengingat masih di atas US$ 1.600/troy ons.

Faktor utama pemicu volatilitas yang tinggi pada harga berbagai kelas aset saat ini masih seputar pandemi corona. Data kompilasi John Hopkins University CSSE menunjukkan jumlah kasus infeksi corona secara global mencapai 1,51 juta. Total korban jiwa dari tragedi ini mencapai 88 ribu lebih.

Walau jumlahnya masih terus bertambah, tetapi lajunya cenderung mengalami penurunan. Ini bisa jadi sinyal bahwa wabah sudah mencapai puncaknya.

US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat pertumbuhan jumlah kasus baru pada 8 April adalah 5,53%. Terendah sejak 29 Februari dan jauh di bawah rata-rata 22 Januari-8 April yang sebesar 20,26%.



Demikian pula dengan jumlah korban meninggal. Pada 8 April jumlah kematian akibat virus corona di AS bertambah 5,72% dibandingkan hari sebelumnya. Ini menjadi yang terendah sejak kasus kematian pertama tercatat pada 29 Februari.



Kabar tersebut tentu menjadi kabar baik tetapi jadi sentimen yang cenderung memberatkan harga emas. Namun di sisi lain, ancaman ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi juga masih jadi sorotan. Hal ini juga tercermin dari notula rapat bank sentral AS, The Fed.

"Penyebaran virus yang semakin luas akan menyebabkan kebijakan social distancing yang lebih ketat sehingga menyebabkan penutupan fasilitas produksi, gangguan rantai pasok, serta sentimen konsumen dan dunia usaha yang memburuk. Lebih penting lagi adalah peningkatan angka pengangguran dan kondisi keuangan yang memburuk," sebut notula rapat The Fed.

Angka pengangguran AS pada Maret 2020 tercatat 4,4%, naik dibandingkan bulan sebelumnya yakni 3,5%. Angka Maret 2020 adalah yang tertinggi sejak Agustus 2017. Sentimen ini memberi ruang untuk harga emas kembali naik.

[Gambas:Video CNBC]


Pasalnya emas diyakini sebagai aset safe haven. Kala kondisi perekonimian sedang terpuruk maka emas jadi diburu dan harganya jadi naik. Seperti yang tengah teramati kali ini.

Bagaimanapun juga masih terlalu dini untuk menyimpulkan seberapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan serta butuh waktu berapa lama untuk pulih. Kedua hal tersebut akan sangat tergantung pada respons berbagai negara di sektor kesehatan dan kebijakan ekonominya.

Jika intervensi di sektor kesehatan publik serta kebijakan ekonominya efektif maka dampak dari wabah bisa diminimalisir dan periode pemulihan bisa berlangsung cepat. Jika yang terjadi sebaliknya maka hal buruk akan menghampiri perekonomian global.





TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga Emas Global Cetak Rekor Lagi, Apa Kabar Emas Antam?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular