
Saham Ambles 37%, Indika Energy Siap Buyback Rp 300 M
tahir saleh, CNBC Indonesia
08 April 2020 19:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Induk usaha perusahaan batu bara Kideco Jaya Agung dan Petrosea yakni PT Indika Energy Tbk (INDY), berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan di pasar sekunder di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Manajemen perseroan, dalam keterbukaan informasi di BEI, Rabu (8/4/2020) mengungkapkan pembelian kembali saham INDY akan dilaksanakan dalam periode 3 bulan yakni 9 April 2020 sampai dengan 8 Juli 2020.
Pembelian kembali atas saham akan dilakukan oleh perseroan, dengan jumlah sebanyak-banyaknya US$ 20 juta atau setara dengan Rp 300 miliar dengan asumsi nilai tukar dolar Amerika Serikat ke rupiah adalah Rp 15.000/US$.
Berdasarkan data perseroan, harga saham INDY tercatat turun antara 1 Januari 2020 hingga 7 April 2020 sebesar 36,8%, yaitu dari Rp 1.195/saham menjadi Rp 755/saham.
"Penurunan signifikan harga saham perseroan tidak mencerminkan kinerja positif perseroan, sehingga INDY bermaksud untuk menunjukkan komitmen dalam rangka meningkatkan nilai pemegang saham dengan mengembalikan kelebihan arus kas bebas (excess free cash flow) kepada para pemegang sahamnya melalui buyback," tulis manajemen INDY.
Mengacu data BEI, pada perdagangan Rabu, saham INDY ditutup minus 1,99% di level Rp 740/saham dan year to date juga ambles 38%.
Perseroan sudah menunjuk PT Mandiri Sekuritas untuk melakukan pembelian kembali saham INDY.
"Dana buyback yang berasal dari kas internal Perseroan, tidak termasuk biaya transaksi pembelian kembali saham, dan komisi broker, serta biaya lain berkaitan dengan pembelian kembali saham," tulis manajemen INDY.
Sepanjang tahun lalu, INDY mengalami rugi bersih senilai US$ 18,16 juta atau setara Rp 290,56 miliar (asumsi kurs Rp 16.000/US$). Nilai ini jelas-jelas berbanding terbalik dengan capaian kinerja perusahaan di periode yang sama tahun sebelumnya yang berhasil mengantongi laba bersih sebesar US$ 82,42 juta.
Nilai laba per saham perusahaan ikut tergerus menjadi negatif US$ 0,0035 dari sebelumnya senilai US$ 0,0154.
Sepanjang tahun 2019, pendapatan perusahaan tercatat senilai US$ 2,78 miliar (Rp 44,52 triliun). Nilai ini turun 6,08% secara year on year (YoY) dari posisi US$ 2,96 miliar di akhir Desember 2018.
(tas/dru) Next Article Ini Tujuan Adaro Energy Perpanjang Masa Buyback
Manajemen perseroan, dalam keterbukaan informasi di BEI, Rabu (8/4/2020) mengungkapkan pembelian kembali saham INDY akan dilaksanakan dalam periode 3 bulan yakni 9 April 2020 sampai dengan 8 Juli 2020.
Pembelian kembali atas saham akan dilakukan oleh perseroan, dengan jumlah sebanyak-banyaknya US$ 20 juta atau setara dengan Rp 300 miliar dengan asumsi nilai tukar dolar Amerika Serikat ke rupiah adalah Rp 15.000/US$.
"Penurunan signifikan harga saham perseroan tidak mencerminkan kinerja positif perseroan, sehingga INDY bermaksud untuk menunjukkan komitmen dalam rangka meningkatkan nilai pemegang saham dengan mengembalikan kelebihan arus kas bebas (excess free cash flow) kepada para pemegang sahamnya melalui buyback," tulis manajemen INDY.
Mengacu data BEI, pada perdagangan Rabu, saham INDY ditutup minus 1,99% di level Rp 740/saham dan year to date juga ambles 38%.
Perseroan sudah menunjuk PT Mandiri Sekuritas untuk melakukan pembelian kembali saham INDY.
"Dana buyback yang berasal dari kas internal Perseroan, tidak termasuk biaya transaksi pembelian kembali saham, dan komisi broker, serta biaya lain berkaitan dengan pembelian kembali saham," tulis manajemen INDY.
Sepanjang tahun lalu, INDY mengalami rugi bersih senilai US$ 18,16 juta atau setara Rp 290,56 miliar (asumsi kurs Rp 16.000/US$). Nilai ini jelas-jelas berbanding terbalik dengan capaian kinerja perusahaan di periode yang sama tahun sebelumnya yang berhasil mengantongi laba bersih sebesar US$ 82,42 juta.
Nilai laba per saham perusahaan ikut tergerus menjadi negatif US$ 0,0035 dari sebelumnya senilai US$ 0,0154.
Sepanjang tahun 2019, pendapatan perusahaan tercatat senilai US$ 2,78 miliar (Rp 44,52 triliun). Nilai ini turun 6,08% secara year on year (YoY) dari posisi US$ 2,96 miliar di akhir Desember 2018.
(tas/dru) Next Article Ini Tujuan Adaro Energy Perpanjang Masa Buyback
Most Popular