Dua Taipan RI Masuk 100 Besar Orang Terkaya di Dunia, Simak!

tahir saleh, CNBC Indonesia
08 April 2020 09:31
Dua Taipan RI Masuk 100 Besar Orang Terkaya di Dunia, Simak!
Foto: Michael Bambang Hartono (CNBC Indonesia/Fitri Said)

Jakarta, CNBC Indonesia - Orang terkaya di dunia ternyata tidak kebal terhadap dampak pandemi virus corona (Covid-19) yang kian memperketat cengkeramannya di Eropa, Amerika, Asia, yang memicu pasar saham ambles cukup dalam, membuat kekayaan crazy rich global ini melorot.

Pada 18 Maret lalu, Forbes menyelesaikan daftar orang terkaya di dunia untuk tahun 2020. Media acuan untuk melihat kumpulan orang berkocek paling tebal di muka bumi ini menghitung sebanyak 2.095 miliarder, berkurang 58 orang dari tahun lalu dan juga berkurang 226 orang dari periode perhitungan awal Forbes di tahun ini.

Dari kumpulan miliarder tersebut, 51% ternyata kekayaannya tergerus dari tahun lalu. Forbes menghitung, harta para milarder yang bernilai total US$ 8 triliun ini turun sebanyak US$ 700 miliar dari tahun 2019. Kalau di rupiahkan, berarti nilai kekayaan itu berkurang sekitar Rp 11.200 triliun (asumsi kurs Rp 16.000/US$).

Di urutan pertama, Jeff Bezos adalah orang terkaya di dunia untuk ketiga kali berturut-turut. Dia masih tetap tajir meskipun memberikan saham Amazon senilai US$ 36 miliar kepada mantan istrinya MacKenzie Bezos sebagai bagian dari penyelesaian perceraian mereka musim panas lalu.



Harta bersihnya bernilai $ 113 miliar atau Rp 1.808 triliun, didukung oleh kenaikan 15% saham Amazon sejak daftar 2019 dirilis Forbes.

Bill Gates mempertahankan posisinya sebagai orang nomor dua terkaya di dunia, diikuti oleh taipan barang mewah Louis Vuitton SE, LVMH,  yakni Bernard Arnault, yang mendorong keluar Warren Buffett untuk pindah ke posisi nomor tiga untuk pertama kalinya.

Kekayaan Bill Gates sebesar US$ 98 miliar atau Rp 1.568 triliun dan Arnault US$ 76 miliar atau Rp 1.216 triliun.

Tapi pertumbuhan kekayaan dolar paling besar yakni Qin Yinglin, peternak babi terkaya di dunia. Dia berada di peringkat nomor 43 dan hartanya bernilai US$ 18,5 miliar - melompat US$ 14,2 miliar sejak daftar tahun 2019. Kenaikan kekayaannya terjadi setelah saham Muyuan Foods yang terdaftar di Bursa Shenzhen hampir naik tiga kali lipat ketika flu babi Afrika mengurangi pasokan babi dan menaikkan harga sahamnya.

Secara keseluruhan, 267 orang yang masuk daftar tahun lalu telah mengundurkan diri dari daftar ini ketika bisnisnya goyah, di antara yang paling terkenal adalah Adam Neumann dari WeWork, sementara ada 21 orang lainnya meninggal.

Namun, Forbes menemukan 178 pendatang baru yang berasal dari 20 negara, termasuk beberapa, seperti pendiri dan CEO Zoom Video Communications Eric Yuan, yang layanannya sedang booming.

AS tetap menjadi negara dengan miliarder terbanyak, dengan 614 orang, diikuti oleh China (termasuk Hong Kong dan Makau), dengan 456 orang.

Oke di mana Indonesia? Siapa yang masuk urutan 100 besar?

Jeng....jeng, ternyata masih dicatatkan duo kayak-beradik dari Grup Djarum yakni Robert Budi Hartono yang berada di urutan ke 80 dengan kekayaan bersih US$ 13,6 miliar atau Rp 218 triliun dan Michael Bambang Hartono di urutan 86 dengan kekayaan bersih US$ 13 miliar atau Rp 208 triliun.


NEXT >> Klik Halaman Selanjutnya untuk Melihat Duo Profil Orang Terkaya RI

[Gambas:Video CNBC]



Forbes mencatat, keluarga Hartono membeli saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni Rp 692 triliun, setelah keluarga kaya lainnya, Grup Salim, kehilangan kendali atas bank ini selama krisis ekonomi Asia 1997-1998.

Keluarga itu awalnya kaya dari bisnis tembakau dan hingga kini lewat Djarum masih merupakan salah satu produsen rokok kretek terbesar di Indonesia.

Bersama saudaranya, ia juga memiliki merek elektronik populer Polytron, real estate besar di Jakarta dan saham di perusahaan startup game Razer.

Keduanya menguasai saham BCA lewat PT Dwimuria Investama Andalan. Sepanjang tahun lalu, mengacu laporan keuangan Dwimuria yang dipublikasikan di media massa, Dwimuria mencetak laba Rp 15,98 triliun di 2019, naik 11% dari periode Desember 2018 yakni sebesar Rp 14,45 triliun.

Adapun pendapatan bunga dan syariah bersih yang dicatatkan tahun lalu naik 12% menjadi Rp 50,84 triliun dari tahun sebelumnya Rp 45,54 triliun.

Jumlah aset tercatat Rp 1.056,05 triliun dari sebelumnya Rp 957 triliun dengan jumlah kewajiban Rp 740 triliun dari sebelumnya Rp 668,14 triliun, sementara ekuitas naik menjadi Rp 311,36 triliun dari sebelumnya Rp 283,89 triliun.

Sebagai perbandingan, jumlah aset BCA tahun lalu Rp 918,99 triliun, sementara laba bersih BCA naik 10,5% tahun lalu menjadi Rp 28,6 triliun dari tahun sebelumnya Rp 25,9 triliun.

Manajemen BCA yang diwakili Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja dan Direktur Vera Eve Lim menegaskan bahwa laporan keuangan Dwimuria ini merupakan bagian dari laporan keuangan BCA dan entitas anak per Desember 2019.

Mengacu data laporan keuangan BCA 2019, Dwimuria memiliki 13.545.990.000 saham BBCA atau setara dengan 54,95% saham, sementara Anthony Salim 1,76%, direksi dan komisaris sisanya, dan investor publik 43,11%.

Pemegang saham Dwimuria adalah Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono, sehingga pemegang saham pengendali terakhir BCA kedua crazy rich Indonesia ini. Komposisi saham yang dimiliki pemegang saham publik, sebesar 2,49%, juga dimiliki oleh pihak-pihak yang terafiliasi dengan Dwimuria Investama Andalan.


(tas/dru) Next Article Duo Hartono Tetap Nomor 1 Crazy Rich RI, Hartanya Rp 522 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular