Tumbuh 14%, Bukopin Raih Laba Bersih Rp 217 M Pada 2019

Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
05 April 2020 15:08
Di tengah kondisi ekonomi yang tak pasti, PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) berhasil meraih laba bersih Rp 217 miliar selama 2019, tumbuh 14% dibandingkan 2018
Foto: CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty
JAKARTA, CNBC Indonesia- Di tengah kondisi ekonomi yang tak pasti, PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) berhasil meraih laba bersih Rp 217 miliar selama 2019, tumbuh 14% dibandingkan kinerja 2018 yang tercatat Rp 190 miliar.

Pencapaian tersebut juga meningkat jika dibandingkan dengan realisasi kinerja pada kuartal III/2019, di mana Bank Bukopin berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 151 miliar.

Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk Eko Rachmansyah Gindo mengatakan pencapaian pertumbuhan laba Perseroan pada tahun 2019 sesuai dengan rencana dan strategi yang telah ditetapkan Bank Bukopin untuk tumbuh berkelanjutan.

"Di tengah situasi ekonomi yang cukup menantang, kami bersyukur Bank Bukopin dapat menjaga konsistensi untuk terus tumbuh," ujarnya Minggu 


Realisasi pencapaian laba bersih Perseroan pada tahun 2019 dikontribusikan oleh pendapatan bunga dan syariah sebesar Rp 2 triliun serta dari pendapatan operasional lainnya (fee based income) sebesar Rp784 miliar. Pada pos fee based income, produk trade finance Perseroan tercatat tumbuh signifikan 96% menjadi Rp 235,90 miliar dibandingkan periode 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp 120,22 miliar.

Per 31 Desember 2019, aset Perseroan tercatat sebesar Rp 100,29 triliun, meningkat dibandingkan posisi aset per 31 Desember 2018 yaitu sebesar Rp 95,64 triliun.

Eko menjelaskan selama 2019 Bank Bukopin berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 69,54 triliun, meningkat 4,67% dibandingkan dengan realisasi penyaluran kredit pada 2018 sebesar Rp 66,44 triliun.

Sesuai dengan fokus bisnis Perseroan, kredit yang disalurkan untuk nasabah sebagian besar adalah segmen ritel, yaitu sebesar 68,44% dari total kredit. Pertumbuhan tertinggi dicatat segmen UMKM yaitu sebesar Rp 30,99 triliun dan segmen Konsumer sebesar Rp 16,60 triliun.

Di sisi lain, tingkat kepercayaan masyarakat kepada Perseroan juga terus meningkat. Hal itu terlihat dari realisasi Dana Pihak Ketiga yang mencapai Rp80,81 triliun, tumbuh 6% dibandingkan dengan posisi Dana Pihak Ketiga pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 76,15 triliun.

Pertumbuhan DPK terbesar disumbang dari segmen ritel sebesar Rp 55,31 triliun. DPK Bank Bukopin dalam bentuk Giro sebesar Rp 12,97 triliun, tabungan Rp 19,13 triliun dan sisanya sebesar Rp 48,7 triliun merupakan Deposito.

Pada sisi kualitas kredit, hingga 31 Desember 2019 rasio NPL net Bank Bukopin berada di kisaran 4,45%, membaik dibandingkan dengan posisi NPL net pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,75%. Pada periode yang sama rasio NSFR dan LCR Perseroan masing-masing tercatat 106,19% dan 123,36%.

Selain beberapa pencapaian pada kinerja keuangan, pada 2019 Perseroan juga berhasil meluncurkan beberapa layanan baru diantaranya adalah layanan Virtual Interactive Online Assistant yang diberi nama Viola.


Layanan tersebut merupakan bentuk inovasi digital banking yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat guna mendapatkan informasi seputar layanan Perbankan dengan lebih mudah dan cepat, khususnya pembukaan rekening baru, setor tunai, tarik tunai, aktivasi kartu kredit, dan blokir kartu serta layanan informasi pribadi nasabah seperti informasi saldo, rekening koran dan informasi seputar kartu kredit Bank Bukopin.

Pada Desember 2019 Bank Bukopin telah menyepakati kerja sama dengan Kepolisian Daerah (Polda) Riau dalam melakukan Pendistribusian Dana Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) melalui layanan Virtual Account dan Cash Card berbasis rekening giro pada aplikasi Lancang Kuning, yaitu layanan elektronik milik Kepolisian Daerah Riau untuk menyalurkan dana ke lokasi karhutla terjadi. Dana tersebut dapat ditarik dengan menggunakan kartu ATM/debit Bank Bukopin.

Eko mengungkapkan Bank Bukopin akan terus memacu pertumbuhan kinerja pada tahun 2020 dengan melakukan perbaikan kualitas, peningkatan produktivitas, dan mengoptimalkan proses digitalisasi.

Perseroan juga akan memacu pendapatan dari sejumlah produk andalan, diantaranya melalui produk Flexy Bill, yaitu pembiayaan pembayaran tagihan listrik untuk pelanggan korporasi dan Flexy Gas yang merupakan layanan sejenis yang ditujukan bagi pelanggan korporasi untuk membiayai pembayaran tagihan gas, serta Flexy Health, yaitu pembiayaan tagihan BPJS Kesehatan.

[Gambas:Video CNBC]




(dob/dob) Next Article Outlook KB Bukopin 2021: DPK Tumbuh 40%, Aset 23%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular