
Nyaris Rp 11.500, Dolar Singapura Tertinggi dalam Sejarah
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
31 March 2020 11:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Singapura melesat naik pada perdagangan awal pekan kemarin hingga mendekati Rp 11.500/SG$. Sentimen pelaku pasar yang kembali memburuk akibat lonjakan kasus pandemi virus corona (COVID-19) memberikan pukulan telak bagi rupiah.
Senin kemarin (30/3), dolar Singapura mencatat penguatan 1,62% di Rp 11.436,38/SG$, sebelumnya bahkan sempat menyentuh Rp 11.490,23/SG$ yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah, berdasarkan data Refinitiv.
Sementara pada hari ini, Selasa (31/3/2020) pukul; 11:31 WIB, SG$ 1 dibanderol Rp 11.454,75, dolar Singapura melemah tipis 0,08% di pasar spot.
Pandemi COVID-19 yang menunjukkan lonjakan kasus di Amerika Serikat (AS) dan Eropa membuat sentimen pelaku pasar kembali memburuk dan memicu aksi jual di aset-aset berisiko. Pasar keuangan dalam negeri menjadi salah satu yang terdampak.
Berdasarkan data Johns Hopkins CSSE hingga pagi ini COVID-19 sudah menginfeksi nyaris 785.000 orang, dengan 37.638 meninggal dunia, dan lebih dari 165.000 dinyatakan sembuh, berdasarkan data Johns Hopkins CSSE per pagi ini.
AS kini menjadi episentrum baru penyebaran COVID-19, tercatat jumlah kasus sebanyak 163.429 kasus, disusul Italia 101.739 kasus, kemudian Spanyol 87.956 kasus. China berada ditempat ke empat dengan jumlah kasus sebanyak 82.199 kasus.
Sementara Indonesia, hingga Senin kemarin terdapat 1.414 kasus positif COVID-19, dengan 122 korban meninggal dunia, dan 75 dinyatakan sembuh.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin belum mengumumkan kebijakan lockdown, tetapi menegaskan siap melakukan pembatasan sosial berskala besar menghadapi penyebaran virus corona (Covid-19). Hal ini akan dibarengi dengan darurat sipil.
Lockdown dikhawatirkan akan benar-benar memukul perekonomian Indonesia, apalagi banyak masyarakat yang bekerja di sektor informal, sehingga berisiko tanpa penghasilan.
"Saya minta pembatasan sosial berskala besar, physical distancing, dilakukan lebih tegas, lebih disiplin dan lebih efektif lagi sehingga tadi juga sudah saya sampaikan perlu didampingi kebijakan darurat sipil," kata Jokowi, Senin (30/3/2020).
Jokowi meminta kebijakan pembatasan sosial berskala besar ini segera disiapkan aturan pelaksanaannya yang lebih jelas kepada Provinsi, Kabupaten dan Kota.
"Saya ingatkan kebijakan kekarantinaan kesehatan termasuk karantina wilayah adalah kewenangan pemerintah pusat bukan kewenangan pemerintah daerah," tuturnya.
Meski belum mengambil kebijakan lockdown, tetapi rupiah belum mampu bangkit dari tekanan hingga hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Senin kemarin (30/3), dolar Singapura mencatat penguatan 1,62% di Rp 11.436,38/SG$, sebelumnya bahkan sempat menyentuh Rp 11.490,23/SG$ yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah, berdasarkan data Refinitiv.
Sementara pada hari ini, Selasa (31/3/2020) pukul; 11:31 WIB, SG$ 1 dibanderol Rp 11.454,75, dolar Singapura melemah tipis 0,08% di pasar spot.
Pandemi COVID-19 yang menunjukkan lonjakan kasus di Amerika Serikat (AS) dan Eropa membuat sentimen pelaku pasar kembali memburuk dan memicu aksi jual di aset-aset berisiko. Pasar keuangan dalam negeri menjadi salah satu yang terdampak.
Berdasarkan data Johns Hopkins CSSE hingga pagi ini COVID-19 sudah menginfeksi nyaris 785.000 orang, dengan 37.638 meninggal dunia, dan lebih dari 165.000 dinyatakan sembuh, berdasarkan data Johns Hopkins CSSE per pagi ini.
AS kini menjadi episentrum baru penyebaran COVID-19, tercatat jumlah kasus sebanyak 163.429 kasus, disusul Italia 101.739 kasus, kemudian Spanyol 87.956 kasus. China berada ditempat ke empat dengan jumlah kasus sebanyak 82.199 kasus.
Sementara Indonesia, hingga Senin kemarin terdapat 1.414 kasus positif COVID-19, dengan 122 korban meninggal dunia, dan 75 dinyatakan sembuh.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin belum mengumumkan kebijakan lockdown, tetapi menegaskan siap melakukan pembatasan sosial berskala besar menghadapi penyebaran virus corona (Covid-19). Hal ini akan dibarengi dengan darurat sipil.
Lockdown dikhawatirkan akan benar-benar memukul perekonomian Indonesia, apalagi banyak masyarakat yang bekerja di sektor informal, sehingga berisiko tanpa penghasilan.
"Saya minta pembatasan sosial berskala besar, physical distancing, dilakukan lebih tegas, lebih disiplin dan lebih efektif lagi sehingga tadi juga sudah saya sampaikan perlu didampingi kebijakan darurat sipil," kata Jokowi, Senin (30/3/2020).
Jokowi meminta kebijakan pembatasan sosial berskala besar ini segera disiapkan aturan pelaksanaannya yang lebih jelas kepada Provinsi, Kabupaten dan Kota.
"Saya ingatkan kebijakan kekarantinaan kesehatan termasuk karantina wilayah adalah kewenangan pemerintah pusat bukan kewenangan pemerintah daerah," tuturnya.
Meski belum mengambil kebijakan lockdown, tetapi rupiah belum mampu bangkit dari tekanan hingga hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular