
Rekor! Penjualan Batu Bara BUMI Tembus 87,7 Juta Ton di 2019
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
31 March 2020 11:26

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencetak rekor penjualan batu bara tertinggi sepanjang masa pada 2019 sebesar 87,7 juta ton. Dibandingkan tahun sebelumnya penjualan batu bara perusahaan naik 9% dari 80,6 juta ton pada 2018.
Penjualan ini merupakan gabungan dari dua anak usahanya yakni, PT Kaltim Prima Coal sebesar 61,8 juta ton, naik 12% dibandingkan 2018 sebesar 55,2 juta ton. Sementara PT Arutmin Indonesia mencatat penjualan sebesar 25,9 juta ton, naik tipis dibandingkan tahun sebelumnya 25,5 juta ton.
"Perusahaan juga masih bisa mencetak laba bersih hampir US$ 7 juta di tengah tantangan yang ada," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava dalam keterangan resminya, Selasa (31/03/2020).
Dileep mengakui tantangan bagi perusahaan batu bara tahun lalu sangat berat. Meski BUMI mencetak rekor penjualan tertinggi sepanjang masa, tetapi harga batu bara juga 13% dibandingkan 2018. Harga rata-rata batu bara sepanjang 2019 sekitar US$ 51,7 per ton, sementara pada 2018 harga mencapai US$ 59,2 per ton.
Apalagi dengan adanya perang dagang China dengan Amerika Serikat, yang membuat surplus batu bara dan meningkatkan tantangan bagi produsen.
"Kami juga harus menghadapi kenaikan harga minyak, kenaikan pajak, dan penurunan kontribusi dari anak usaha," kata Dileep.
Tahun ini meski masih penuh tantangan Bumi Resources tetap memasang kenaikan penjualan menjadi 90 juta ton, dengan perkiraan penjualan per bulan 7-7,5 juta ton.
"Tapi kami masih akan mereview dampak dari pandemi COVID-19 untuk menemukan langkah yang tepat bagi operasional kami," katanya.
Sepanjang 2019 BUMI membukukan laba bersih US$ 6,34 juta atau Rp 101,43 miliar (kurs Rp 16.000) sepanjang 2019. Perolehan laba ini didukung oleh kenaikan pendapatan perusahaan senilai US$ 1,11 miliar atau Rp 17,8 triliun, dan laba usaha senilai US$ 32,35 juta atau Rp 517,64 miliar sepanjang tahun lalu.
Sepanjang 2019 perusahaan batu bara terbesar ini juga mencatatkan total aset senilai US$ 3,7 miliar. Bumi Resources juga mencatatkan penurunan liabilitas jangka panjang menjadi US$ 2,02 miliar pada 2019, dibandingkan 2018 senilai US$ 2,24 miliar. Dengan begitu, liabilitas perusahaan tahun lalu turun menjadi US$ 3,19 miliar dari US$ 3,4 miliar pada 2018.
(dob/dob) Next Article Naik Tajam, Laba Bersih Bumi Resources (BUMI) Melonjak 45,5% di 2024
Penjualan ini merupakan gabungan dari dua anak usahanya yakni, PT Kaltim Prima Coal sebesar 61,8 juta ton, naik 12% dibandingkan 2018 sebesar 55,2 juta ton. Sementara PT Arutmin Indonesia mencatat penjualan sebesar 25,9 juta ton, naik tipis dibandingkan tahun sebelumnya 25,5 juta ton.
"Perusahaan juga masih bisa mencetak laba bersih hampir US$ 7 juta di tengah tantangan yang ada," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava dalam keterangan resminya, Selasa (31/03/2020).
Apalagi dengan adanya perang dagang China dengan Amerika Serikat, yang membuat surplus batu bara dan meningkatkan tantangan bagi produsen.
"Kami juga harus menghadapi kenaikan harga minyak, kenaikan pajak, dan penurunan kontribusi dari anak usaha," kata Dileep.
Tahun ini meski masih penuh tantangan Bumi Resources tetap memasang kenaikan penjualan menjadi 90 juta ton, dengan perkiraan penjualan per bulan 7-7,5 juta ton.
"Tapi kami masih akan mereview dampak dari pandemi COVID-19 untuk menemukan langkah yang tepat bagi operasional kami," katanya.
Sepanjang 2019 BUMI membukukan laba bersih US$ 6,34 juta atau Rp 101,43 miliar (kurs Rp 16.000) sepanjang 2019. Perolehan laba ini didukung oleh kenaikan pendapatan perusahaan senilai US$ 1,11 miliar atau Rp 17,8 triliun, dan laba usaha senilai US$ 32,35 juta atau Rp 517,64 miliar sepanjang tahun lalu.
Sepanjang 2019 perusahaan batu bara terbesar ini juga mencatatkan total aset senilai US$ 3,7 miliar. Bumi Resources juga mencatatkan penurunan liabilitas jangka panjang menjadi US$ 2,02 miliar pada 2019, dibandingkan 2018 senilai US$ 2,24 miliar. Dengan begitu, liabilitas perusahaan tahun lalu turun menjadi US$ 3,19 miliar dari US$ 3,4 miliar pada 2018.
(dob/dob) Next Article Naik Tajam, Laba Bersih Bumi Resources (BUMI) Melonjak 45,5% di 2024
Most Popular