
6 Saham Ini jadi Pengerak IHSG Naik 2% Lebih, Sudah Murah?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
31 March 2020 09:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada pukul 09.15 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan sebesar 2,56%. Saham-saham emiten perbankan dan blue chip menjadi penggerak pasar pada pagi hari ini.
Pada pukul 09.15 WIB, transaksi yang tercatat mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Ada enam saham yang menjadi penggerak IHSG hari ini. Empat di antaranya adalah emiten perbankan yakni BBRI dengan nilai transaksi mencapai Rp 250 miliar, BBCA (Rp 230 miliar), BBNI (86 miliar), BMRI (81 miliar).
Sementara dua saham penggerak IHSG hari ini berasal dari sektor telekomunikasi yakni TLKM dengan nilai transaksi mencapai Rp 60,1 miliar dan saham ASII dari aneka industri dengan transaksi mencapai Rp 34,2 miliar.
Penguatan IHSG pagi ini tak luput dari terpaan sentimen eksternal yang positif. Pertama adalah menguatnya Wall Street. Tadi pagi, bursa saham Paman Sam ditutup dengan apresiasi lebih dari 3%. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 3,2%, S&P 500 melompat 3,4% dan Nasdaq Composite melesat 3,6%.
Pagi ini secara mengejutkan Biro Statistik China (NBS) merilis angka Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur China bulan Maret di angka 52. Sebenarnya perbaikan sektor manufaktur China di bulan Maret 2020 sudah diperkirakan oleh analis. Namun angka aktual yang dirilis oleh NBS tersebut melampaui konsensus yang meramal hanya di kisaran 45.
Angka PMI di atas 50 mengindikasikan bahwa sektor tersebut sedang ekspansi. Jika angkanya di bawah 50 artinya sektor mengalami kontraksi. Wabah corona (COVID-19) diyakini berasal dari Wuhan memang sudah mereda.
Per Sabtu pekan lalu, status lockdown untuk Wuhan sudah dibuka. Namun sebenarnya aktivitas perekonomian China sudah mulai bergeliat jauh sebelum itu. Berita positif nan mengejutkan ini membuat bursa saham Asia pagi ini bergerak di zona hijau.
Pada pukul 08.40 WIB, mayoritas indeks saham Asia menguat. Indeks Shang Hai Composite (+ 0,73%), Hang Seng (+1,89%), KLCI (+0,64%), Straits Times (+2,43%), KOSPI (+1,43%).
Kabar lain yang juga menjadi sentimen positif adalah penguatan harga minyak. Pagi ini waktu Asia, harga minyak mentah bergerak naik lebih dari 1%. Hal ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk bahas anjloknya harga minyak beberapa pekan terakhir.
Sebelum terjadi pembicaraan antara Washington dengan Moskow, Presiden AS ke-45 menilai perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia yang membuat harga anjlok signifikan adalah sebuah tindakan yang gila.
"Harga minyak sudah sangat rendah sekarang dan mereka [Arab dan Saudi] malah berperang secara gila-gilaan dalam hal distribusi dan produksi" kata Trump dalam sebuah wawancara di Fox News, melansir Reuters
Kini AS mau tak mau harus turun tangan. Tak hanya berupaya berdiskusi dengan Rusia, AS juga mendekati Arab Saudi dan meminta negeri kaya minyak itu untuk memangkas produksi minyak mentahnya. Dalam waktu dekat AS dikabarkan akan mengirim utusan khusus bernama Victoria Coates ke Kerajaan Arab.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps) Next Article Saham Bank BUKU IV Berguguran, Bikin IHSG Drop Lebih 2%
Pada pukul 09.15 WIB, transaksi yang tercatat mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Ada enam saham yang menjadi penggerak IHSG hari ini. Empat di antaranya adalah emiten perbankan yakni BBRI dengan nilai transaksi mencapai Rp 250 miliar, BBCA (Rp 230 miliar), BBNI (86 miliar), BMRI (81 miliar).
Sementara dua saham penggerak IHSG hari ini berasal dari sektor telekomunikasi yakni TLKM dengan nilai transaksi mencapai Rp 60,1 miliar dan saham ASII dari aneka industri dengan transaksi mencapai Rp 34,2 miliar.
Penguatan IHSG pagi ini tak luput dari terpaan sentimen eksternal yang positif. Pertama adalah menguatnya Wall Street. Tadi pagi, bursa saham Paman Sam ditutup dengan apresiasi lebih dari 3%. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 3,2%, S&P 500 melompat 3,4% dan Nasdaq Composite melesat 3,6%.
Pagi ini secara mengejutkan Biro Statistik China (NBS) merilis angka Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur China bulan Maret di angka 52. Sebenarnya perbaikan sektor manufaktur China di bulan Maret 2020 sudah diperkirakan oleh analis. Namun angka aktual yang dirilis oleh NBS tersebut melampaui konsensus yang meramal hanya di kisaran 45.
Angka PMI di atas 50 mengindikasikan bahwa sektor tersebut sedang ekspansi. Jika angkanya di bawah 50 artinya sektor mengalami kontraksi. Wabah corona (COVID-19) diyakini berasal dari Wuhan memang sudah mereda.
Per Sabtu pekan lalu, status lockdown untuk Wuhan sudah dibuka. Namun sebenarnya aktivitas perekonomian China sudah mulai bergeliat jauh sebelum itu. Berita positif nan mengejutkan ini membuat bursa saham Asia pagi ini bergerak di zona hijau.
Pada pukul 08.40 WIB, mayoritas indeks saham Asia menguat. Indeks Shang Hai Composite (+ 0,73%), Hang Seng (+1,89%), KLCI (+0,64%), Straits Times (+2,43%), KOSPI (+1,43%).
Kabar lain yang juga menjadi sentimen positif adalah penguatan harga minyak. Pagi ini waktu Asia, harga minyak mentah bergerak naik lebih dari 1%. Hal ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk bahas anjloknya harga minyak beberapa pekan terakhir.
Sebelum terjadi pembicaraan antara Washington dengan Moskow, Presiden AS ke-45 menilai perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia yang membuat harga anjlok signifikan adalah sebuah tindakan yang gila.
"Harga minyak sudah sangat rendah sekarang dan mereka [Arab dan Saudi] malah berperang secara gila-gilaan dalam hal distribusi dan produksi" kata Trump dalam sebuah wawancara di Fox News, melansir Reuters
Kini AS mau tak mau harus turun tangan. Tak hanya berupaya berdiskusi dengan Rusia, AS juga mendekati Arab Saudi dan meminta negeri kaya minyak itu untuk memangkas produksi minyak mentahnya. Dalam waktu dekat AS dikabarkan akan mengirim utusan khusus bernama Victoria Coates ke Kerajaan Arab.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps) Next Article Saham Bank BUKU IV Berguguran, Bikin IHSG Drop Lebih 2%
Most Popular