Ini 5 Saham yang Bikin IHSG Drop 5% & Perdagangan Disetop

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
30 March 2020 10:32
IHSG melorot 5% dan kena trading halt
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan di bursa saham tanah air harus kembali dihentikan untuk tiga puluh menit ke depan (trading halt) karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh lebih dari 5%.

Pada pukul WIB, IHSG melorot 5% ke level 4.318,29. Nilai transaksi yang tercatat hingga sebelum trading halt terjadi mencapai Rp 1,75 triliun. Asing tercatat membukukan aksi beli bersih senilai Rp 14,19miliar. Perdagangan akan dibuka kembali pada 10.53 WIB.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 6,35%, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 6,81%, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun 5,5%, saham PT Astra International Tbk 6,86% dan saham PT Merdeka Cooper Gold Tbk 4,1%.


Di saat yang sama bursa saham kawasan Asia juga bergerak di zona merah. Pada 09.30 WIB bursa saham Benua Kuning kebakaran. Indeks Shang Hai Composite (-1,66%), Hang Seng (-1,75%), Topix (-3,36%), KLCI (-1,84%), PSEI (-3,1%), Straits Times (-4,09%), KOSPI (-1,77%), Weighted Indeks (-1,74%).

Kembali memerahnya bursa Asia masih dipicu oleh sentimen utama berupa perkembangan kasus COVID-19 yang kian memburuk. Mengacu pada data kompilasi John Hopkins University CSSE, sampai hari ini sudah ada 721.584 kasus kumulatif orang yang terinfeksi virus corona. Nyaris 34.000 orang dinyatakan meninggal dunia.

Pasar yang berbunga-bunga pekan lalu dipicu oleh ditandatanganinya UU paket stimulus ekonomi jumbo AS senilai US$ 2 triliun oleh Presiden Donald Trump dan bank sentral Paman Sam, The Fed yang mengumumkan program pembelian aset atau quantitative easing (QE) dengan nilai tak terbatas.

Kedua langkah yang diambil oleh Paman Sam sebagi negara adidaya merupakan langkah historis yang membuat pasar diterpa angin segar dan memicu terjadinya euforia. Namun selagi musuh tak kasat mata benar-benar belum musnah, pasar masih akan diwarnai dengan volatilitas yang tinggi.


"Pertanyaan besar bagi pasar adalah apakah stimulus jumbo yang diperkenalkan sejauh ini di seluruh dunia akan cukup untuk membantu ekonomi global menahan guncangan dari langkah-langkah untuk menahan penyebaran COVID-19," tulis Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang di National Australia Bank, menulis dalam sebuah catatan.


"Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mengetahui besarnya tindakan tersebut dan untuk berapa lama tindakan tersebut dilaksanakan," kata Catril. Sampai saat ini masih belum dapat diketahui dengan pasti dan pasar "cenderung tetap volatil" sampai ketidakpastian ini selesai, melansir CNBC International.

Jumlah kasus infeksi COVID-19 di dalam negeri juga terus bertambah. Per Minggu (29/3/2020), jumlah orang yang terinfeksi virus di tanah air mencapai 1.285 kasus. Sebanyak 1.107 orang masih dalam perawatan intensif, 64 orang dinyatakan sembuh dan 114 orang meninggal dunia.

Berbagai upaya terus dilakukan untuk melawan COVID-19. Mulai dari persiapan berupa pemberian stimulus fiskal dan moneter hingga intervensi di sektor kesehatan. Bahkan dikabarkan, pemerintah berencana menutup akses keluar masuk Jabodetabek yang rencananya akan diberlakukan hari ini.

Tak ketinggalan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga terus mendukung kebijakan pemerintah untuk melakukan social distancing dan work from home. Mulai hari ini perdagangan di bursa dipangkas 1,5 jam. Istirahat sesi I bergeser menjadi pukul 11.30 WIB dan jam penutupan perdagangan maju satu jam menjadi pukul 15.00 WIB.




TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps) Next Article 'Obat Kuat' Hanya Sementara, IHSG Anjlok Lagi di Awal Pekan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular